Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #79

Getaran

"Tantra adalah ketika seseorang bisa untuk mengakses kekuatan terpendam dalam dirinya. Kekuatan ini akan membentuk jiwa dan bisa tumbuh dengan sangat kuat. Semakin sering seorang manusia dapat mengakses kekuatan ini, makin cepat juga kekuatan ini tumbuh dan berkembang," baca Ihsan untuk mengingat teknik aktivasi tantra yang dia pelajari dari beberapa praktisi termasuk bu Rina.

"Pertama lakukan mudra, lalu gambar lingkaran yantra menggunakan energimu dan mulailah melakukan tarian tandava dalam lingkaran yantra tersebut, dimana lingkaran yantra harus terbuat dari lingkaran energi yang dihidupkan lalu diserap kembali. Hal ini harus dilakukan secara bertahap sampai energi memiliki kesadaran dan mengolah sistem energi berkali-kali dan memperkuatnya hingga saat diakses ulang akan memberikan energi yang luar biasa bagi penggunanya," kata Ihsan sambil membuat lingkaran yantra dengan darahnya karena lebih mudah untuk dialiri energi kehidupan.

Ini sudah kesekian kalinya dia mencoba melakukannya, namun hasilnya sangat minim dan jiwa dari energi tantranya belum terbentuk juga. Padahal Ihsan sudah melatih tarian tandavanya berkali-kali dan mempraktikkan keseluruh seratus delapan gerakan secara berurutan secara berulang-ulang, namun tidak kunjung menemukan hasil. Spekulasi Ihsan sangat banyak, mulai dari kurang banyaknya jumlah energi yang terkandung dalam lingkaran yantra miliknya, kualitas energinya yang turun karena dia sangat sakit, atau kontrol pengolahan energinya yang kurang karena kurang tidur.

"Ihsan, kau gamau istirahat dulu? Kau dari pagi sudah batuk darah lho," tanya Steve.

"Seminggu lagi kalian sudah lulus, sedangkan aku masih selemah ini," ucap Ihsan.

"Itu karena dirimu kurang istirahat dan sakit-sakitan. Mau bagaimanapun kualitas dan kontrol energimu turun karena hal itu, itu akan membuatmu sangat buruk dalam berkembang. Apa alasanmu hingga kau mengincar kondisi paling basal sehingga tak bisa turun lagi?" ucap Lintang.

"Tidak bisa, aku harus berusaha lebih dari kalian," ucap Ihsan.

"Terserah kau lah Ihsan, kurasa yang bisa menasehatimu hanya Alim dan Shafa," ucap Yusuf.

"Maafkan aku, kalian semua berharga kok. Terimakasih sudah mau memperhatikanku," ucap Ihsan lirih.

Tiba-tiba Alim datang dan langsung memukul Ihsan hingga pingsan.

"Dia sebenarnya sudah tidak mendengarkan diriku atau Shafa lagi. Beberapa kali aku minta anak itu datang untuk menghentikan latihan Ihsan, tapi Ihsan tetap saja memaksakan dirinya. Jadi inilah langkah terbaik untuk menenangkan dirinya," ucap Alim sembari membopong Ihsan yang tak berselang lama kembali sadar hanya bermodal tekadnya saja.

"Aku hampir berhasil cak, kenapa kau menghentikanku," rintih Ihsan yang mulutnya sudah dipenuhi darah.

Lihat selengkapnya