Pertarungan tak bisa dihindarkan lagi. Ihsan melaju dengan kecepatan penuh ke arah Patmi setelah Alim baru saja menendang Patmi menjauh.
Tak lama setelah itu Alit tiba dengan senjata-senjata esnya hanya untuk ditembaki janardana oleh Alim.
“Jadi kau yang membuat para pengabdiku itu berpindah pihak, anak kecil,” ucap Patmi setelah melihat vasuki milik Ihsan.
“Hh, aku hanya membuka sedikit pikiran mereka,” sahut Ihsan sembari melepaskan tebasan angin ke arah Patmi dan berhasil merobek mulut Patmi.
“Nah kalau begini sudah pantas jadi ratu ular shishishi,” ejek Ihsan.
Baru saja Patmi yang marah akan menyerang Ihsan, sebuah tangan yang terlapisi murugan petir menembus dadanya dari belakang.
“Aku ingin menebus kesalahanku karena tingkahku mengundang manusia ular menjijikkan sepertimu kesini,” ucap Rio.
“Tahan dia di sana Rio, akan kuledakkan muka wanita itu,” ucap Ihsan sembari mengarahkan telunjuknya yang membentuk bholenath ke arah muka Patmi.
“Blaaaaarr,” laser cahaya menghancurkan kepala Patmi lalu Rio mencabut murugan miliknya dari dada Patmi lalu melesat ke arah Ihsan.
“Selesai begitu saja kah?” tanya Rio.
Namun tiba-tiba tubuh tanpa kepala Patmi kembali bergerak.
“Nampaknya belum Rio, aku selalu mendengar cerita tentang ilmu kebal dan keabadian disini, nampaknya itu ada benarnya, coba lihat jalur energinya, kurasa dia memindahkan kesadarannya ke bagian lain di tubuhnya,” ucap Ihsan.
“Dasar anak nakaal, akan kuhabisi kalian,” teriak Patmi yang baru saja menyembuhkan kepalanya.
“Kau benar Ihsan, dia mempunyai banyak kesadaran yang saling terhubung, tidak ada cara lain selain menghancurkan semua bagian dirinya sampai jadi debu,” ucap Rio.
“Kalau begitu kita harus melakukannya,” ucap Ihsan sembari memanggil trisula miliknya.
“Tunggu dulu, ada rute energi yang berbeda di sekitar perutnya, nampaknya ada hal lain,” ucap Rio.
“Nampaknya dia wanita hamil, kalau begini kita diuntungkan, dia tidak akan mampu menggunakan seluruh kekuatannya, tapi kalau bisa kita selamatkan janinnya dan memindahkannya ke tabung agar kita bisa eksekusi orang itu, bahkan jika ada janin yang harus diampuni tapi tindakan wanita itu sudah cukup meresahkan,” ucap Ihsan.
“Masalahnya bagaimana kita akan melakukannya?” tanya Rio.
“Ada Shifa di sini, kita bisa mengandalkannya untuk memindahkan janin itu,” ucap Ihsan sembari mulai menyerang Patmi dan melepaskan sepuluh atmasena untuk mengeroyok Patmi yang semakin menjadi-jadi.
Namun tak diduga Patmi menancapkan kuku-kuku tajamnya ke perutnya dan menarik sesuatu dari sana.
“Kau menghalangiku saat ini nak, aku bisa membuat hal sepertimu lagi nanti,” ucap Patmi sembari membuka mulutnya yang dipenuhi gigi tajam dan dua taring panjang lalu menelan sesuatu yang dia ambil dari perutnya itu.
Seketika atmosfer medan tempur menjadi mencekam dan Patmi langsung memanggil beberapa ular vasuki yang sangat besar. Belum sempat Ihsan dan Rio memanggil nandi dan makara mereka, dua tangan Patmi mencengkram leher mereka.
“Hancurlah kalian,” ucap Patmi sembari meremas leher Ihsan dan Rio.
Untungnya sebuah tebasan pedang berapi memotong kedua tangan Patmi.