Melihat sang wedana, Patmi dan Alit kembali percaya diri. Namun, hal ini segera ditepis oleh pasukan Ihsan. Patmi yang sudah sangat melemah dihadang oleh Shafa dan Shifa yang penuh dengan amarah. Sedangkan Alit harus dihadapkan dengan Bagas dan Rio yang tidak membiarkannya mendekati sang wedana, yang sedang menghadapi Ihsan dan Alim.
Pertarungan dengan Imam dimulai dengan Ihsan yang melepaskan tebasan angin secara bertubi-tubi ke segala arah, memotong-motong benda-benda di sana sampai kecil. Lalu, Alim memantik serangan dengan panah api yang membakar habis partikel kecil itu dan menciptakan bom panas yang mencekam.
Menyadari kalau lawan tidak akan mati karena serangan remeh mereka, Ihsan dan Alim menerjang ke arah Imam sembari terus membentuk mudra. Dengan cepat, Alim membuat beberapa janardana yang melingkari badan Imam, lalu Alim ledakkan janardana itu. Diikuti oleh Ihsan yang melesat ke langit bersama puluhan atmasenanya yang kemudian mengelilingi Imam dan melemparkan tebasan demi tebasan angin ke arah sang wedana yang akhirnya melepaskan tekniknya.
Ribuan makhluk jadi-jadian terbentuk dari darahnya yang mulai menyerang Ihsan dan Alim.
"Ihsan, teknik ini bhutaraj, teknik puncak yang pernah digunakan sebagai teknik utama musuh abadi tuan Baskara di dharmayudha kedua," ucap Alim sembari membakar makhluk aneh itu.
"Aku agak mengerti tentang cara kerjanya, tapi ini memang teknik yang luar biasa, sih. Aku rasa bakal menarik untuk mempelajarinya," ucap Ihsan sembari mencincang pasukan makhluk jadi-jadian itu untuk melaju ke depan.
Tak lama kemudian, Imam mulai menyerang Ihsan yang lengah dengan tinju yang kuat dan diselingi monster buatannya. Kemudian, Imam mengarahkan telunjuknya pada Alim dan mulai mengumpulkan monsternya untuk dia satukan energinya dan ditembakkan dengan kuat pada Alim. Untungnya, Alim sempat menghindari serangan itu dan mulai melakukan manuver cepat di sekitar Imam sembari membuat momentum untuk melepaskan janardana tepat ke muka sang wedana.
Setelah mulai bisa mengontrol diri dari pukulan sang wedana, Ihsan membuat beberapa atmasena dan mulai membombardir musuh dengan bholenath sembari membuat angin kencang untuk menerbangkan debu yang mengaburkan pandangan Imam. Saat itu, Ihsan langsung membuat tangannya menjadi empat dan memanggil pinaka dan menggunakannya untuk menembakkan agneyastra yang kembali membuat butiran debu yang dia terbangkan menjadi terbakar hebat.
Sementara Alim mempersiapkan laser air yang langsung dia tembakkan dengan kuat ke Imam. Perbedaan suhu antara udara dan air yang ditembakkan Alim membuat kulit Imam tak sempat menyesuaikan dan pada akhirnya terluka.
"Cak, orang ini sepertinya bisa menahan semua serangan kita tanpa efek berarti, yang kita lakukan hanya menghabisi monster-monster kecil buatannya," ucap Ihsan.
"Bahkan dengan perhitungan matang untuk penyerangan dia masih hanya terluka sangat dangkal. Mungkin kalau ada Yusuf di sini dia bisa menembusnya dengan tembakan elemen petir yang diperkuat dengan reaktor hiranyagarbha miliknya," ucap Alim.
"Tapi dia tidak ada di sini, opsinya hanya memperkuat serangan kita berkali-kali. Kita punya bholenath milikku yang punya daya hancur sangat besar dan janardana milikmu yang sangat mudah dikontrol, tinggal bagaimana caranya kita melepaskannya dengan seluruh kekuatan kita," ucap Ihsan.
"Kalau begitu opsi terbaik adalah bholenath milikmu, kau perlu mengalokasikan sebagian energimu untuk membuatnya jadi aku akan coba membuat celah," ucap Alim yang kemudian melesat dengan chakra yang ikut melesat karena dikendalikan dengan pikirannya.
Alim sempat beradu tinju dengan sang wedana namun monster buatannya menembaki Alim meski Sheshnaag milik Alim sempat menghalaunya dan membalasnya dengan melepaskan semburan tenaga yang begitu kuat dari ribuan mulutnya.
"Sheshnaag huh, semuda itu tapi bisa mengendalikan Sheshnaag adalah hal yang mengejutkan, anak ini seorang yogi," pikir Imam saat melihat Alim penuh kewaspadaan.
Tak lama kemudian seekor garuda menyambar tubuh Imam lalu membawanya terbang dengan cepat dan melemparkan Imam ke bintang terdekat. Tentu saja Imam berhasil bertahan dan mulai menyerang garuda milik Alim.
"Burung apa itu? Kuat sekali rupanya," ucap Imam sembari memukul kepala garuda dengan keras dan membuatnya terhempas ke arah Alim.
Imam yang semakin bersemangat mulai membombardir Alim dengan bom Bhutaraj miliknya dan mendarat di medan tempur yang luluh lantak.
"Kau sudah selesai Ihsan?" tanya Alim.
"Sementara lagi, cak," ucap Ihsan.
Mendengar hal ini Alim langsung maju dan memanggil Sharanga miliknya dan menembaki Imam dengan panahnya yang sangat kuat namun Imam menghalaunya dengan pasukan makhluk aneh miliknya.
Untuk itu Alim menggunakan beberapa bola Janardana yang dia kendalikan untuk memojokkan Imam, namun kenyataannya Imam hanya membalasnya dengan bom Bhutaraj miliknya.
"Aku sudah memodifikasi teknik Bhutaraj milikku agar bisa meledak karena penumpukan energi, kau mana bisa melawanku nak," ucap Imam pada Alim.
Lalu saat itu juga sebuah laser energi hitam pekat mengenai tubuh Imam. Imam terpental cukup jauh dan mulai terluka parah, namun dia masih saja hidup.
"Para penganut tantra ini sangat sulit dibunuh, kau yakin sudah mengerahkan seluruh kekuatanmu Ihsan," ucap Alim yang mulai putus asa.
"Sudah cak," jawab Ihsan yang mulai kehabisan napas dan sedang menata ulang energinya yang mulai kacau karena tembakan Bholenathnya saat itu.
"Itu serangan yang luar biasa nak, hahaha. Namamu Ihsan ya kan? Dan kau namanya Alim. Suatu kehormatan bisa bertarung dengan kalian, namaku Imam, mari kita bersenang-senang," ucap Imam sembari mengumpulkan seluruh monsternya dalam bentuk bola.
"Hhhh mamak kau marah. Orang itu mulai panas," ucap Alim.
"Pie iki cak?" tanya Ihsan.