Shepia

Nilakrisna
Chapter #2

Shepia #2

Mencintai mu, seperti bernafas.

Terjadi begitu saja.

-Shepia-

Di teras rumah secangkir teh hangat menemani gemericik air hujan, tangan Shepia tidak lepas dari tangan Aksa terkadang mengecupnya lembut. Untuk Shepia itu terasa risi, bukan kah perempuan yang seharusnya mencium tangan laki-laki saat berpamitan.

"Udah malem aku pulang!?" Shepia mengangguk rasa canggung, salah tingkah ia bingung harus berbuat apa?

Aksa tersenyum kembali mengusung kepalanya lembut. "Enggak perlu tegang aku pacar bukan mantan! Aku pulang" Shepia mengangguk. "Besok pagi aku jemput kalo sempet!"

Kecupan hangat dahi Shepia mengakhiri pertemuan mereka.

"Ehemm... " Deheman keras di meja makan menghilang kan lengkungan di bibir Shepia.

"Lebar amat senyum, ati-ati kejebak buaya darat."

Imelda. Pendek saja namanya, teman satu kosan Shepia, ia sedang mengupas jeruk.

Shepia ikut duduk ia melahap beberapa ruas yang sudah bersih.

"Nerima Aksa barusan."

"Terserah, hati Lo yang tau. Cuma sayang aja pertama kali pacaran dan jatuh cinta sama cowok kaya dia, gue emang enggak kenal deket tapi filing gue dia bukan cowok baik-baik."

"Jangan prasangka buruk sama orang dosa."

Shepia merenung itu tidak sepenuhnya salah, terlalu banyak perempuan di samping Aksa yang ia lihat. Tapi coba ia enyahkan semua, itu kan hanya masa lalu!.

"Gue paham Lo enggak akan berubah pikiran kalo udah mutusin sesuatu, manusia yang teguh pendirian gue ini temen setia dari dulu, semoga hubungan kalian lancar!"

"Makasih," Shepia memeluk Imel.

"Mandi sana! Bau Lo, jangan lama-lama meluk."

Dengan logat jiji Imel bicara seolah risih dengan pelukan Shepia.

Shepia sempat mendengar ponselnya berdering.

Lihat selengkapnya