Mimpi -mimpi itu dimulai saat kami meninggalkan Bombay.
Tiga mimpi, berulang-ulang, terus mengikutiku di kapal saat kami berlayar ke selatan mengitari Tanjung Comorin dan menyusuri pantai timur India, membagi hawa dingin ganjil mereka ke malam-malam yang beruap panas. Tiga sekawan, membuntutiku di sepanjang garis pantai Asia dan menyeberangi Pasifik yang salah dinamai menuju California.
Dalam mimpi pertama, benda-benda beterbangan.
Kali pertama aku memimpikan benda-benda beterbangan, itu hanya satu atau dua hari setelah kami meninggalkan pelabuhan, dan saat itu sepertinya suatu variasi yang menghibur terjadi pada satu peristiwa hari itu. Pagi itu, duduk di kursi dek di bawah tenda kanvas yang menaungi kami dari panas tropis, aku mencuri dengar suatu diskusi tentang buku-buku Alice antara seorang anak yang sangat tertarik dan pengasuhnya yang tidak setuju. Jadi, saat malam harinya aku bermimpi, setumpuk kartu beterbangan di udara ke arahku, membuatku terbangun dengan kaget, tetapi merasa geli.
Kegelian itu tidak bertahan selama berhari-hari, ketika kartu-kartu itu menjadi kelelawar bersayap, kemudian bukubuku yang mengepak, dan akhirnya batu bata, lampu, beberapa perabot, semuanya melayang ke arahku dengan kekuatan dan amarah yang terus bertambah. Dalam beberapa hari, aku memeriksa kulitku pada pagi hari, mencari memar-memar.