🗓07 April 2024
BEBERAPA HARI BERLALU sejak investigasi yang dilakukan Sherly bersama inspektur Dan menghasilkan beberapa petunjuk baru. Bahkan wartawan kini mewawancarai inspektur Dan di depan kantor kepolisian. Tak seperti biasa, sosok inspektur yang selalu mengganggu fokus juga pekerjaannya itu kini tampak begitu berwibawa di depan sana. Menggunakan seragam cokelat dengan medali berpangkat, kepala botak yang biasa ia ejek pun kini tertutupi topi. Bisa dibilang Inspektur yang selalu menunjukkan wajah konyol kini terlihat keren di depan sana.
"Inspektur! Bagaimana dengan kelanjutan kasus kematian almarhum Pak Ganendra yang sempat dihentikan? Apa Sherly Seeker sudah menyelesaikan misterinya?" Tanya salah satu wartawan.
Tidak heran jika pemuda culun dengan mic dan kacamata itu bertanya tentang Sherly Seeker. Pasalnya jika ia mengadakan wawancara, jelas ia akan menceritakan keberhasilan detektif genius itu dalam menangani kasusnya. Itulah alasan ia bisa mendapat teh herbal asli Shanghai yang ia minum setiap harinya. Tersenyum tipis, ia pun berdeham singkat. "Kami pihak kepolisian memang sempat menghentikan penyelidikan karena kurangnya petunjuk. Namun setelah Sherly Seeker mengajak kepolisian untuk bekerja sama dan saling berbagi informasi, kami pun mulai mendapat titik terang. Bersama dengan kepolisian, Sherly Seeker akan mencari kebenaran dari kasus kematian yang menimpa keluarga Ganendra." jelas Inspektur Dan panjang lebar.
Para wartawan pun mengangguk paham sembari mencatat sesuatu di buku catatan mereka, sementara yang lain memotret dirinya yang masih menunggu pertanyaan selanjutnya. "Di wawancara sebelumnya, Anda menceritakan jika terdapat simbol aneh yang digambar dengan darah. Apa benar rumor mengenai simbol tersebut merupakan simbol satanisme?" Tanya wartawan wanita dengan rok pendek yang berdiri sedikit jauh dari Inspektur Janardana.
"Untuk simbol tersebut, saya pribadi juga Sherly bersepakat untuk merahasiakan informasi lebih tentang gambar yang terbuat dari darah itu. Yang bisa saya konfirmasi hanyalah tidak, gambar yang terdapat di TKP bukanlah simbol satanis seperti rumor yang beredar. Kami merahasiakan beberapa informasi untuk kepentingan penyelidikan, saya harap pihak luar tidak mengganggu dengan mencari tahu lebih dalam mengenai gambar tersebut!" jawab Inspektur Janardana mempertegas kalimat terakhirnya.
"Lalu apa saja perkembangan yang diperoleh dari penyelidikan?" salah satu wartawan kembali bertanya.
"Kami mendapat perkiraan tinggi tubuh pelaku, ukuran sepatu dan beberapa petunjuk lain yang sangat membantu penyelidikan." Balas Inspektur Janardana dengan senyuman tipis. Kalau boleh jujur, ia kagum dengan rencana Sherly kali ini. Petunjuk yang mereka dapat hanyalah perkiraan tinggi badan pelaku, jejak sepatu yang mereka dapat pun belum bisa di konfirmasi sebagai petunjuk pasti. Mereka berbohong mengenai mendapat banyak petunjuk hanyalah gertakan yang ditujukan Sherly pada pelaku mengenai kegeniusan miliknya. Mempan atau tidak, peduli setan selama penyelidikan tidak terhambat.
"Inspektur, apa Anda pribadi dekat dengan Sherly Seeker?" si culun berkaca mata kembali bertanya.
Mengangguk mantap dengan senyuman tipis, Inspektur Dan pun menjawab. "Ya, kami cukup dekat. Kami juga selalu membahas kasus ini dengan minum cola bersama. Saya sudah menganggap Sherly Seeker sebagai anak perempuan saya sendiri meskipun media sering kali salah paham atas permasalahan hubungan antara saya dan Sherly Seeker sebagai rival." jelasnya dengan wajah mengejek ke arah gadis genius yang melihatnya agak jauh dari tempat sesi wawancara.
"Sherly Seeker selalu bekerja sendiri, namun saat ini beliau meminta bantuan dari pihak kepolisian. Apa menurut Anda Sherly Seeker mengalami kesulitan dalam menangani kasus pembunuhan yang menimpa keluarga Ganendra saat ini?" wartawan lain bertanya.
Tak ingin membuat detektif genius yang sudah melotot menatapnya kesal, Inspektur Dan terkekeh singkat menanggapi pertanyaan wartawan tersebut. "Alasan mengapa Sherly mengajak saya bekerja sama adalah karena dia membutuhkan akses untuk mendapatkan sesuatu secara legal. Korban merupakan anggota parlemen dan sulit mengurus banyak hal jika Sherly bekerja sendirian." jelasnya dengan senyum ramah.
Sesi wawancara berlangsung selama 1 jam lamanya. Yang mereka bahas pun sama, antara pelaku, kolaborasi Sherly dan polisi, hingga simbol yang sengaja mereka rahasiakan. Live membosankan yang di tayangkan di seluruh penjuru Indonesia itu pun entah kenapa membuatnya geram. Tidak ada satu pun pembahasan mengenai simbol Lucifer yang ia gambar. Penjelasan mengenai simbol itulah yang ia tunggu, namun selama beberapa hari selepas insiden, tak ada satu pun media yang mencari lebih dalam mengenai simbol itu. Bahkan Janardana si botak itu sengaja menuruti Sherly untuk merahasiakan informasi yang menurutnya penting untuk dunia tahu.
"Aku tidak percaya mereka mencoba menyembunyikan fakta mengenai simbol itu," ia bergumam, dengan senyum tipis melihat layar hitam televisi yang menunjukkan pantulan dirinya. Pihak media juga tidak mencari tahu tentang simbol itu meskipun mereka penasaran.