🗓10 April 2024
BARU 2 MENITÂ Rayan duduk di kursi ruang interogasi, 2 orang di hadapan sudah menatapnya dengan 2 tatapan yang berbeda. Sherly, seperti biasa, dia selalu menatap malas pada apa pun dan siapa pun. Sedangkan pemuda di sampingnya dengan name tag Farraz Chanakya, sudah melihatnya kesal sejak tadi entah karena apa.
"Kalian tidak bertanya apa pun?" tanya Rayan pelan sembari menyangga dagunya di atas meja.
"Sebenarnya ada satu hal yang ingin sekali aku tanyakan, tapi kebanyakan anggota keluargamu seperti Abbas dan Khadir tidak mau menjawab dan memilih untuk menyembunyikan fakta." Sherly menjawab santai.
"Lalu, bukankah detektif sepertimu harusnya sudah bisa menebaknya?" tanya Rayan dengan senyuman remeh khas yang sering ia pakai.
Melihat 2 orang di hadapan dan di sampingnya yang sama-sama menggoda satu sama lain, Farraz memutar bola matanya malas. "Aku tahu kalian sudah saling kenal, tapi aku juga punya urusan setelah sesi interogasi selesai. Apa tidak bisa lakukan interogasi ini dengan cepat!?" sahutnya dengan nada malas.
Sherly terkekeh pelan, berdeham singkat, ia pun kembali memulai. "Aku bisa menebak, tapi aku jelas harus memastikan hal itu lebih dulu!" balas Sherly. "Katakan padaku, Rayan. Apa ayahmu memiliki anak lain selain kau dan 2 saudaramu?" imbuhnya.
Tersenyum tipis, Rayan pun menjawab, "Apa alasan yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Damar Umbara dana Rachmawati Putri mengatakan hal yang mencurigakan tentang 1 anak yang dia telantarkan. Dan keduanya juga mengatakan hal yang sama, jika anak yang dimaksud Ganendra bukanlah kau."
Tak memperpanjang basa-basi, Rayan hanya mengangguk-angguk saja sebagai balasan. "Baiklah, akan aku jelaskan," ucapnya sembari memperbaiki posisi duduk. "Mungkin tidak ada yang tahu karena ini benar-benar rahasia keluargaku. Tapi aku punya kakak angkat yang akhirnya ditelantarkan oleh ayahku. Kalian berdua jelas tahu jika merawat seorang anak bisa dipakai sebagai pancingan agar wanita cepat hamil. Ayahku dulu mengadopsi satu anak laki-laki yang pada akhirnya ia biarkan begitu saja setelah ibuku hamil kakakku. Kejam bukan? Ia di usir dari rumah saat umurnya 12 tahun. Aku ingat karena umurku saat itu 8 tahun. Awalnya aku tidak tahu bagaimana kabarnya, jadi aku menyuruh Khadir untuk mencarinya. Saat ini dia tinggal di Shanghai dan mengelola salah satu cabang club milikku di sana," jelas Rayan panjang lebar.
"Aku tidak menyangka kalau kau sebaik hati ini" Celetuk Sherly. "Jadi umur berapa saat kau menyuruh Khadir mencarinya?" lanjutnya bertanya.
"Umurku saat itu 15 tahun, sedangkan umurnya 19 tahun. Apa penting menanyakan umurnya?"
"Tentu saja. Apa dia berpacaran dengan gadis berdarah campuran Indonesia dan China?" tanya Sherly lagi.
"Bagaimana kau tahu itu?" tanya Rayan menyelidik. Pasalnya tebakan Sherly tak pernah salah dan sering kali membuatnya takjub.
"Mudah. Kau mengirimnya ke Shanghai, dan aku yakin kehidupannya tidak semulus itu sampai bisa belajar di sekolah bergengsi. Artinya dia berpacaran dengan gadis berdarah campuran hingga bisa dengan cepat mempelajari bahasa Mandarin," jelas Sherly, "Dia sudah menikah?" lanjutnya bertanya. Melihat gelengan Rayan yang menjadi jawaban, ia hanya tersenyum paksa. "Kasihan gadis itu," gumamnya pelan. "Siapa nama kakak angkatmu itu?"