Jae-joon menatap kagum pada gumpalan daging yang bisa bergerak itu. Ia tak pernah tahu jika gumpalan seberat 1.4 kg itu bisa mempunyai nyawa dan bernapas meskipun berada di akuarium, Jae-joon menyebutnya. Entahlah apa itu namanya, yang jelas tempatnya mirip akuarium di rumahnya, bedanya ini tak diberi air. Hanya lubang kecil yang entah apa fungsinya. Jae-joon tak ambil pusing dengan segala peralatan aneh di rumah sakit ini.
Terlepas dari itu semua, ia baru saja menyaksikan keajaiban Tuhan. Tuhan bisa melakukan segalanya, bahkan membuat gumpalan daging yang sebesar anak kucing itu masih bernapas.
"J! Apa yang kau lakukan, heh?"
Sebuah suara begitu mengejutkan Jae-joon hingga hampir jatuh menimpa aquarium di hadapannya.
Jae-joon berbalik. Terlihat Jae-in, kakaknya, baru masuk ruangan ini dengan menggunakan pakaian steril lengkap dengan masker.
Jae-in berjalan mendekat ke arah JJ. Sudah sekitar sebulan ini ia harus pulang pergi ke rumah sakit demi gumpalan daging yang disebut adiknya tadi.
Jae-in menatap lekat adiknya. Ia tak tahu isi otak adiknya seperti apa hingga adiknya itu tetap santai-santai saja menghadapi semua kenyataan yang begitu mengejutkan akhir-akhir ini.