Senin, 18 Juli 2005 pukul 07:00 WIB
Semangat pagi Shinta, hari ini adalah hari pertamamu bekerja. Sekarang kamu bukan lagi seorang anak SMA melainkan karyawan PT. Jaya Abadi. Kamu harus kuat Shinta, ini semua demi ibu. Tidak ada yang lebih berharga dibanding kebahagian ibu. Semangat Shinta Tuhan memberkati !!! kataku dalam hati sambil menatap cermin.
Pagi yang cerah, aku awali dengan menyemangati diriku sendiri. Aku sudah terlihat rapi dengan pakaian untuk siap bekerja. Disamping itu, Ningsih juga sedang sibuk merias dirinya agar terlihat rapi dihari pertamanya. Bersama dua puluh karyawan baru lainnya, kami akan melakukan perkenalan awal oleh petinggi perusahaan.
Ningsih sudah terlihat rapi dan wangi dengan kaos berkerah serta celana panjang hitamnya. Aku mengajaknya untuk mencari sarapan terlebih dahulu sebelum masuk jam kerja. Hari ini kami memutuskan untuk sarapan bubur yang ada di depan mess.
Disana juga terlihat beberapa orang yang memakai seragam yang sama dengan kami. Kami memesan dua mangkuk bubur ayam beserta teh hangat. Sambil menikmati makanan, aku dan Ningsih berbincang – bincang layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.
Meskipun Ningsih berusia lebih tua dariku, namun dia termasuk orang yang nyaman untuk dijadikan teman mengobrol. Tidak jarang kami saling bercanda satu sama lain. Aku merasa menemukan teman baru setelah kehilangan dua sahabatku Cindy dan Marta.
Serunya pembicaraan yang terjadi hampir membuat kami lupa waktu. Selesai membayar makanan yang sudah habis sejak tadi, kami berjalan sejauh 200 meter untuk sampai di pabrik. Sepanjang jalan aku bertemu dengan orang yang mengenakan seragam yang sama sepertiku hendak menuju ke pabrik.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke pabrik, disana sudah menunggu seorang lelaki lengkap dengan pakaian rapi berdasi di depan pintu masuk. Aku mendekati lelaki itu dan aku disambut dengan uluran tangan.
“Karyawan baru?" tanyanya.
“Iya pak, nama saya Shinta.“ jawabku sambil berjabat tangan dengannya.
“Saya pak Aldi, manajer disini. Silahkan tunggu sebentar ya menunggu teman – teman yang lain.“