“Kalau begitu aku pulang dulu.” Lian sudah mengendarai motornya hendak keluar dari halaman rumah Ciara. Perempuan itu mengangguk dan tersenyum melafalkan terimakasih dalam bahasa inggris tanpa suara keluar dari mulutnya. Lian berlalu tanpa menoleh, dan Ciara menutup pintu pagar dan memastikan sudah menguncinya. Hampir pukul sepuluh malam ketika Ciara selesai membersihkan diri dan duduk di sofa ruang tengah dengan laptopnya. Tentu ada air putih dan kopi di dekatnya. Ciara menyalakan televisi, memilih drama untuk di tonton, setelahnya membuka laptop dan mulai membaca tulisan yang dia buat terakhir kali. Hanya tidur sekitar 3 jam dan dia merasa lebih segar meski masih ada rasa kantuk. Baru saja dia membaca dia sudah tertarik untuk menonton drama yang dia pilih di televisi. Dan kemudian ponsel pintanya berdering, Ciara memeriksa nama di layar dan terlihat tulisan penerbit di sana. Ciara kemudian menyeret gambar telepon berwarna hijau di layar.
“Maaf menghubungi Nona selarut ini.” Sebuah permintaan maaf membuat Ciara mengerti jika ada hal yang harus dia lakukan natinya.
“Iya, ini dengan siapa?” Ciara menjawab dengan santai. Dia terbiasa diminta untuk hal yang mendesak dan mendadak. Penerbit memang banyak memberikan fasilitas dan keuntungan untuknya. Jadi Ciara merasa, itu adalah bagian dari pekerjaannya.
“Risa Mba Ciara. Ada seseorang yang meminta sebuah pelatihan khusus untuk menciptakan karya. Semacam konsultasi eksklusif karena dia meminta Mba Ciara secara langsung. Apakah Mba ciara mungkin bersedia?” Suara perempuan yang merupakan perwakilan dari penerbit itu menjelaskan sedikit maksudnya menelepon di malam hari seperti itu.
“Bisa kita bicarakan besok? Sepertinya saya besok juga akan datang untuk menyerahkan draft dan melihat contoh cover buku bukan?” Ciara ingin mempersingkat panggilan telepon itu. Dia memang tidak terlalu suka menerima telepon, apalagi tentang pekerjaan di malam hari.
“Baik kalau begitu, saya akan tunggu di jam 09.00 pagi?” Suara Risa sebagai perwakilan penerbit menentukan jadwal.
“Baiklah, besok juga saya akan membicarakan agenda untuk tahun depan. Kalau boleh saya juga ingin mendengar rancangan novel satu tahun ke depan.” Risa memberikan tambahan untuk pertemuan besok. Ciara terdiam sedikit, ada sesuatu yang berat, tapi lebih berat lagi jika mengingat ketika dia merintis. Maka untuk saat ini, Ciara tidak banyak berkomentar dan menolak.
“Oke, sampai ketemu besok.” Ciara mengakhiri pembicaraan itu tanpa menunggu jawaban dari perwakilan penerbit. Dia menatap ponsel pintarnya, orang yang menghubungi dia praktis hanya perwakilan dari penerbit, selain itu editor dan juga rekan untuk kurasi awal. Tidak ada seseorang yang istimewa. Keluarganya praktis tidak pernah terlalu dia hiraukan beberapa bulan terakhir. Ciara sibuk dengan banyak aktivitas dan menulis. Ada banyak deadline setelah novelnya cetak untuk ketiga kalinya. Setelahnya dia harus menampilkan karya-karya terbarunya minimal 6 bulan sekali. Praktis dia benar-benar sibuk. Ada juga beberapa kegiatan penerbit yang harus dia lakukan. Tapi, Ciara merasa cukup beruntung dengan kesibukan itu. Perempuan itu menatap rumahnya, perabotan lengkap dan semua yang dia sukai ada di sana. Benar-benar sebuah rumah impiannya. Hening dan hanya terdengar suara drama dari televisi. Itupun juga sesuai dengan apa yang diinginkan Ciara. Perempuan itu memperhatikan drama dan kemudian mengambil buku untuk mencatat beberapa hal. Beberapa kali dia juga tersenyum, Ciara mengenang beberapa adegan yang hampir mirip bersama dengan Lian. Bohong jika Ciara menjalani hidupnya dengan mudah tanpa Lian. Sepi dan Hening mungkin menyesakkan bagi banyak orang, tapi bagi Ciara keramaian lebih menyesakkan. Bahkan menonton drama bisa membuat dia sesak dalam sekejap waktu. Untuk sebuah adegan yang cukup sederhana dia bisa menangis dan tertawa. Ponsel pintarnya berdering lagi membuat Ciara kemudian memeriksa ponselnya.
“Cia?” Sebuah suara membuat perempuan itu tersenyum sedikit dan bersiap bersuara.
“Hem... Kenapa?” Ciara menjawab singkat sambil tersenyum. Dia mengecilkan volume televisi tanpa menghentikan drama yang sedang diputar.