Shouldn't come back

tami ilmi
Chapter #8

Chapter #8

Ciara membuka laptop di ruang tengah rumahnya. Sudah beberapa hari pesan singkat atau teleponnya tidak diangkat oleh Day. Perempuan itu sedikit tidak mengerti, namun sebagian dari dirinya menganggap jika Day mungkin saja sibuk dengan apa yang dia lakukan saat ini. Tapi tetap saja ada sesuatu yang menganggu bagi Ciara ketika janji tidak ditepati. Ciara memeriksa ponsel pintarnya dan memeriksa beberapa rekomendasi dari Risa untuk acara tahun baru. 

“Mba, jadi acara tahun barunya bisakah? Adikku mungkin pulang malam. Tapi kalau untuk acara makan malam mereka mungkin bisa. Mau bakar-bakar?” Ciara menghubungi sepupunya untuk meminta pendapat. Dia membuka tabletnya sambil melakukan panggilan telepon.

“Aku si mungkin bisa Ra, ya sekeluarga. Rencananya mau gimana?” Suara Ratih terdengar cukup riang dengan rencana Ciara.

“Aku si mau pesan catering, sama yang bantu juga. Ya paling untuk bakarnya, harus ada orang yang bantu juga ya?” Ratih justru bertanya lagi pada Ciara.

“Katanya si bisa yang sewa alat sama ada orang yang bantu gitu Mba. Cuma aku masih bingung juga untuk berapa porsi. Terus mau apa aja, karena kita bisa pilih. Tapi kayanya makin banyak jenis makin bagus.” Ciara mencoba bertanya tentang pilihan makanan yang mungkin bisa dinikmati untuk acara.

“Tapi aku masih bingung juga kira-kira butuh kue atau makanan lain atau tidak?” Ciara bertanya lagi seolah memikirkan banyak detail yang memang dia pikirkan.

“Boleh juga Ra, tapi jangan terlalu banyak juga. Ya sebenarnya kalau lebih juga bisa dibawa pulang atau untuk paginya kan?” Ratih mengatakan sesuatu yang membuat Ciara sedikit lebih tenang dengan apapun yang mungkin akan dia pesan.

“Bener juga, kalau begitu aku akan mulai menentukan apa saja yang di pesan dan jam berapa makanan datang. Nanti aku tanya lagi lewat chat ya Mba.” Ciara kemudian mengakhiri panggilan itu karena mendengar suara motor seperti berhenti di depan rumahnya. Ciara kemudian keluar untuk memeriksa mungkin ada paket atau orang yang datang. Ciara membuka pintu rumahnya dan melihat seorang laki-laki yang menggenakan jaket kulit berwarna maroon dan helm dengan warna hitam masuk. Ciara sebenarnya merasa mengenali postur tubuh yang ditampilkan namun ragu karena belum melihat wajah orang tersebut. Sampai kemudian laki-laki itu melepaskan helmnya. 

“Day?” Ciara terlihat sedikit terkejut tapi tidak terlalu memekik ketika melihat wajah yang dia kenal. Day tersenyum sedikit dan kemudian berjalan mendekat.

“Ah.. motorku, haruskah masuk atau di luar saja aman?” Day bertanya sambil meletakkan helm nya di teras rumah Ciara. Perempuan itu mendekat mengambil helm yang diletakkan di lantai.

Lihat selengkapnya