SHUTTER LOVE

Dzikrika Sanggita Rahmanuwati
Chapter #1

Prolog: On Fire

Pesta ulang tahun sekolah nyaris berjalan sempurna. Namun, siapa pun yang mengirim mesin foto itu pasti menentang acara ini.

Canda tawa menggaung sejak open gate, tiup lilin, potong kue, sesi karaoke, berdansa, dan puncaknya ialah menyalakan kembang api. Kami bersorak gembira menonton pertunjukkan terakhir di bawah langit malam.

Namun sayangnya, sorak sorai mendadak berubah jadi jeritan pilu.

"Anjir! ada mobil kebakar!" Terdengar teriakan dari salah satu siswa.

Jantungku seakan berhenti berdegup.

Aku menoleh.

"HAH?"

Dalam hitungan detik, satu per satu remaja berhamburan dengan racauan gelisah. Saking penasarannya, banyak teman-teman cewekku yang menaikkan gaun mereka hingga ke lutut, lalu berlari kencang ke sumber suara.

Parkiran.

Ke sanalah orang-orang pergi.

Kulihat Pak Morgan, pembina OSIS menaruh lagi sepotong kue yang hampir masuk ke mulutnya.

"Aily! Jarvis! Ikut Bapak, cepet!" Beliau meneriaki namaku dan nama wakil ketua OSIS.

Tangan kekar Jarvis meraih lenganku dan kami berlari menyusul.

"Air! Bawa air! Di dalemnya ada yang minta tolong!" intruksi Pak Morgan.

Aku lega banget karena beberapa anggota OSIS divisi keamanan sudah lebih dulu ke depan. Jadi, mereka sigap ikutin instruksi.

"Aily! Jarvis!"

Sementara itu, Pak Morgan berusaha meneriakkan nama kami di depan sana. Sialnya, aku dan Jarvis masih kesulitan maju ke depan.

"Mundur! Mundur! Mundur!" pekikku selagi Jarvis mendorong siapa pun yang menghalangi jalan. Kerumunan ini betul-betul tidak ada gunanya.

"Woy, Berengsek! Panggil pemadam bego jangan sibuk ngerekam!" Hardikan Jarvis sukses membuat anak-anak menepi. Langsung saja kami menghadap ke Pak Morgan.

Lihat selengkapnya