Mendengar ucapan si pembawa berita, wajah para guru yang berada di dalam ruangannya tersebut langsung berubah, mereka mulai menatap sesama guru yang kebetulan tidak mengajar.
"Saya ingin menyampaikan bahwa Ayah Aqilla sudah duluan Bu, dia meninggal belum lama ini Bu, jam sembilan kurang sepuluh menit tadi, jadi kedatangan saya ke sini bertujuan agar ibu membantu menyuruh Aqilla untuk pulang Bu!" jelasnya secara langsung ketika melihat wajah heran para guru tadi.
"Innalilahi wa innailaihi rojiun," ucap para guru serempak. Mereka terkejut bukan main, mereka tak menyangka ayah Aqilla akan pergi duluan meski ayahnya sakit Aqilla tak pernah menunjukkan pada semua, dia tetap ceria dan tak pernah mengeluh.
"Iya Bu! Rencananya mereka mau pergi berobat, ibunya sedang berganti pakaian ketika tiba-tiba saja ayahnya jatuh rebah dan melipat tangannya dengan sendiri ketika ibunya berniat membangunkan ternyata ayahnya sudah tak ada," ujarnya lagi mencoba mengingat kejadian yang terjadi hari ini.
"Tunggu di sini dulu, saya akan menyuruh gurunya untuk memberi izin agar dia pulang," Bu Tania kepala sekolah langsung mengambil inisiatif, dia berdiri dan dari luar pintu memanggil Bu Yuli guru yang mengajar di kelas.
"Bu Yul, tolong kemari sebentar!" ujarnya dengan senyum kecil agar tak ada yang curiga.
"Ya Bu kepala," jawab Yuli cepat, tak biasanya kepala sekolah pernah memangilnya ketika sedang mengajar, dengan langkah cepat Yuli tiba di dekat ruang guru, mengiringi langkah Bu kepala yang berjalan duluan di depan.
"Bu Yuli tolong suruh Aqilla pulang, terserah Bu Yuli mau bilang apa, nanti setelah dia pulang akan saya ceritakan penyebabnya sama Bu Yuli ya!" Bu Tania nampak serius, dengan anggukan cepat, Bu Yuli berlari kembali ke kelas, semua guru yang mendapat kabar berdiri di depan kelas Aqilla menatap wajah lucu yang masih belum berkembang itu.
"Aqilla pulang dulu ya, tadi Ibu Aqilla bilang ke ibu Tania, kalo Aqilla mau di ajakin beli sepatu, buruan pulang gih nak! Hari ini Qilla boleh izin, ibu ngak bakalan marah dan ngurangin nilai Aqilla kok!" ucap Bu Yuli ramah sembari menggosok punggung Aqilla pelan, dia tersenyum kecil dengan raut wajah yang tak bisa di baca.
Benar saja, wajah Aqilla seketika berubah cerah," Beneran Bu? Kalau Ibu Aqilla mengajak Aqilla beli sepatu! Wah, Aqilla senang banget Bu, soalnya sepatu Aqilla emang udah sobek, nih Bu Yuli lihat!" Aqilla tak menaruh curiga sedikitpun, dengan penuh semangat ia mengangkat kakinya memperlihatkan lubang besar yang tertutupi kaus putih.