Si Bungsu

DIANAZ
Chapter #12

Kedatangan tamu

Pak Tanjaya tengah duduk di teras rumah bersama Arkan sambil menikmati secangkir kopi ketika sebuah mobil berhenti di depan pagar.

Seorang pria turun diikuti seorang wanita yang menenteng sekeranjang besar parsel buah dan juga menggandeng seorang gadis kecil, lalu satu sosok lagi keluar dari belakang kemudi. Melihat sosok itu, Pak Tan langsung tersenyum karena mengenali pemuda yang ternyata adalah Rayes.

"As-salamu'alaikum ...." Pria yang pertama turun tadi mengucap salam.

"Wa'alaikumus-salam, Pak Gustori? Ya ampun, sudah lama sekali pak ...," ucap Pak Tan setelah mengenali pria yang ternyata adalah papanya Rayes. Ketika kejadian waktu Elin kecil itu, Papa Rayes pernah mengobrol lama dengan Pak Tan saat di rumah sakit.

"Maaf mengganggu waktu santainya Pak Tan. Kami bertamu malam-malam begini," ucap Papa Rayes.

"Gak mengganggu kok Pak Gustori. Mari, mari masuk dulu," ajak pak Tan dengan nada ramah. Arkan juga tersenyum dan menerima keranjang parsel yang diulurkan Mama Rayes padanya.

"Terima kasih, Tante. Jadi repot," ucap Arkan.

"Gak repot kok," balas Mamanya Rayes.

Lalu Arkan mmepersilakan para tamunya masuk mengikuti ayahnya.

Setelah masing-masing duduk di sofa, Arkan tidak ikut duduk. ia pamit ke belakang dan segera mencari Elin di kamarnya.

"Lin ... Elin," panggil Arkan. Ia mengerutkan kening ketika Elin tidak menyahut. Akhirnya ia melangkah mendekat dan menarik benda yang menyumpal telinga adiknya itu.

"Ada tamu. Buatin minum ya. 4 cangkir," ucap Arkan.

"Teh?" tanya Elin.

"Iya. Teh aja."

Elin mengangguk, lalu meletakkan ponselnya dan segera keluar dari kamar menuju dapur. Di ruang tengah, ada Aldi dan Aldo yang sedang menoleh dari sofa tempat duduk mereka ke arah ruang tamu.

"Liatin apa, Kak?" tanya Elin.

"Tu, Ray datang sama keluarganya," sahut Aldo.

Elin menaikkan alis dan akan melangkah menuju ruang tamu untuk melihat ketika ia merasa bahunya ditahan oleh tangan Arkan.

"Abang bilang apa tadi? Buatin minum dulu 4. Sana," ulang Arkan.

Annelin cemberut, tapi ia menurut dan segera pergi ke belakang untuk membuatkan minum.

Arkan kembali ke ruang tamu. Ikut duduk menemani ayahnya.

"Ini yang sulung Arkan ya, Pak Tan?" tanya Papa Rayes.

"Iya, Om." Arkan menjawab sendiri pertanyaan Pak Gustori.

Lihat selengkapnya