Rayes berdiri menunggu di teras depan rumahnya dengan senyum lebar terkembang di wajah. Mobil Devan yang berhenti di depan sudah ia tunggu dengan tidak sabar sejak tadi. Mereka semua berjanji belajar sama-sama di rumah Rayes.
Motivasi untuk belajar memang makin terasa besar bagi Rayes, dan ia merasa Devan dan juga Rio merasakan hal yang sama. Kehadiran dan pertemanan dengan Annelin, Gita, Risa dan Jukik yang merupakan adik kelas mereka memberi pengaruh baik pada semangat mereka.
"Udah nunggu ya Ray," sapa Devan ketika mereka semua tiba di teras rumah.
"Udah. Itu buku tebal malah udah dibaca-baca sejak tadi," tunjuk Rayes pada buku kumpulan soal ujian yang ada di atas meja.
"Hebatttt ... Semangat bener deh. Tapi jangan kamu aja Ray yang semangat. Kita juga mau, nah keluarin camilannya biar kami juga semangat," ucap Devan.
"Setuju. Jukik juga semangat bantuin kalo ada camilan. Apalagi kalo pake es sirup," ujar Jukik.
"Kamu nih, Kik. Dimana-mana makan aja," ejek Risa.
"Tapi perlu, Ris. Aku juga bakal semangat kalo ada camilannya," ucap Rio.
"Dih, bukannya duduk dulu, keluarin bahan pembelajarannya. Ni malah nagih makan duluan," sungut Rayes. Tapi ia tetap memanggil mamanya yang ada di dalam rumah.
"Ma Rahma, teman-teman udah datang!" teriak Rayes.
Beberapa saat kemudian muncul Indah dengan senyum manis dan kedua tangan memegang piring camilan, lalu di belakangnya menyusul mama Rahma.