4
MENJADI INSPIRASI
Matahari mulai meninggi ketika Zam dipersilahkan, sesama siswa mulai terlihat resah, tetapi Zam terlihat kontras dengan sesama siswa, Zam melangkah pasti, ia tampil percaya diri, tidak kalah dengan dua temannya. Setelah salam, Zam menyapa kami dengan gaya bicara yang khas dan berkarakter.
“Hai teman-teman!” Kata Zam menyapa kami. “Kalian mungkin sudah mengenal saya, jadi tidak perlu berkenalan...” Kata-kata Zam tadi terpotong oleh celoteh Andi, “Tentulah kami mengenalmu, Zam si anak aneh, malas tetapi selalu melampaui nilai kami yang rajin.” Selepas Andi berceloteh, sesama siswa tertawa. Melihat dirinya menjadi bahan tertawaan, Zam juga ikut tertawa, bahkan tawanya yang paling besar, membuat yang mengejeknya berhenti tertawa, sambil keheranan oleh tawa Zam, seperti bukan dirinya yang ditertawai, dalam hati mungkin mereka bergumam, ‘benar-benar aneh si Zam!’
Tetapi sikap Zam yang ikut tertawa, bermaksud mengembalikan energi sesama siswa yang tampak lesu. Setelah sesama siswa diam, Zam melanjutkan kalimatnya yang terputus, “Usai selamat dari terjangan banjir tawa, sebaiknya kita melanjutkan materi kita hari ini, tadi sampai di mana?” Zam bertanya kepada kami. “Jadi kita tidak perlu berkenalan...” Pertanyaan itu dijawab oleh Ainun, siswi yang menjadi saingan Baz di kelas.
“Terima kasih Ainun, jadi kita tidak perlu berkenalan, yang perlu kita ajak berkenalan pada hari ini adalah seorang tokoh besar, insyinyur mekanik muslim.”
“Dia adalah Badi’ Az-Zaman Abu Al-Iz’ Abu Bakar Ismail bin Ar-Razaz. Dia biasa dipanggil dengan nama Al-Jazari sesuai tempat kelahirannya, yaitu Ardhul Al-Jazari, sebuah kawasan yang diapit oleh dua sungai Dajlah dan Furat yang terdapat dibagian utara Irak. Tidak terlalu banyak diketahui tentang riwayat hidup Al-Jazari, berdasarkan beberapa informasi, diyakini bahwa Al-Jazari diahirkan sekitar tahun 561 H (1165 M) di Ardhul Jazirah, dan ia wafat pada tahun 607 H (1210 M).”
“Sebagian referensi mengatakan bahwa dia wafat pada tahun 602 H (1203 M). Al-Jazari telah mengabdikan diri, kepada raja-raja At-Turkimani, yang pada waktu itu masih bergabung dengan Daulah Ayyubiah, pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi. Al-Jazari telah ditugaskan untuk membuat alat-alat mekanik, misalnya alat-alat penentu waktu, pertanian dan berbagai alat permainan yang dapat menghibur. Karya dan pengalaman, telah mengantarkannya menjadi insyinyur besar di negeri itu.”
“Kebanyakan dari pengetahuan kita tentang penemuan Al-Jazari, di dasarkan pada bukunya, Fi Ma’rifat Al-Hiyal Al-Handasiyah. Kata al-Hiyal artinya media atau peralatan mekanik. Buku ini diberi judul demikian, karena Al-Jazari memadukan, pengetahuan ilmiah dan hasil percobaannya, dalam membuat peralatan tersebut, sehingga jadilah peralatan yang unggul.”
“Buku ini juga dikenal, berjudul, Al-Jami’ Baina Al-Ilmi Wa Al-Amal An-Nafi’ Fi Shina’at Al-Hiyal. Dalam menulis buku ini, Al-Jazari melengkapinya dengan gambar-gambar dan berbagai bentuk penjelasan, sesuai permintaan Raja Nashiruddin Muhammad bin Muhammad At-Turkimani. Namun anehnya, Al-Jazari wafat, pada tahun yang sama dengan tahun, diselesaikannya karya besar ini.”
“Buku ini terdiri dari lima bagian. Pada masing-masing bagian terdapat cara-cara pembuatannya. Di antara isi bukunya adalah sebagai berikut; jam air, kapal, pintu air, air mancur, alat pengangkat air yang bekerja dengan kekuatan aliran air, dan beberapa alat-alat bermanfaat seperti pintu dan kunci. Dalam bukunya, Al-Jazari memfokuskan pada pentingnya melakukan percobaan dan pentingnya melakukan pengamatan, secara teliti atas berbagai fenomena yang terjadi, dan menjadi dasar-dasar penting bagi peningkatan produktivitas kerja.”
“Al-Jazari membuat lima alat, untuk mengangkat air, yang bekerja dengan kekuatan air. Al-Jazari membuat berbagai macam bentuk dari alat itu, sesuai dengan tinggi tertentu, sehingga air tetap terangkat ke atas. Alat-alat ini, telah meninggalkan kesan yang jelas, bagi sejarah pembuatan berbagai peralatan di dunia. Al-Jazari menjelaskan contoh pertama dari alat penyedot air, yang membuka jalan bagi penemuan alat penggerak dari uap, dan alat pengangkat air yang bekerja dengan silinder, yang berada di dalam tabung atau pipa.”
“Al-Jazari banyak menjelaskan, tentang berbagai macam jam air dan pasir. Di antaranya jam air, yang cara kerjanya didasarkan pada pembuatan lubang air, dari suatu bejana yang mengalir ke bejana lain, dengan ukuran yang tepat. Sebagian dari jam ini, ada yang dilengkapi dengan peralatan yang sangat canggih, yang cara kerjanya, didasarkan pada gerakan air di putaran tertutup, sehingga mengeluarkan suara yang berirama, seperti musik pada waktu-waktu tertentu, atau menggunakan boneka, agar bergerak dengan lucu untuk menunjukkan waktu pada setiap jam.”
Sebagai ilustrasi Aku pun memperlihatkan gambar peralatan teknik yang dibuat oleh Al-Jazari. Dari sekian banyak peralatan, yang menarik perhatianku adalah gambar salah satu jam, yang dibuat oleh Al-Jazari. Gambar itu, memperlihatkan penyatuan antara seni dengan teknologi. Jam itu menggambarkan seperti seekor gajah, yang membawa seorang raja, duduk di atas sekedup yang memiliki atap, yang di atas atapnya terdapat burung yang terbang. Gajah itu dilengkapi dengan hiasan yang indah. Di kepala gajah itu duduklah pawan gajah, membawah alat pemukul serupa dengan kapak. Rangkaian gambar itu sebenarnya adalah jam, tetapi dirangkai dengan menggunakan pendekatan seni yang tinggi.