"PERGI KAMU DARI SINI MAKHLUK JADI-JADIAN!!!"
"AAAKKHHH!!"
"PERGI! JANGAN KEMBALI LAGI!"
"USIR MAKHLUK INI ATAU KALIAN SEMUA AKAN MATI!"
Suara itu terdengar begitu kencang saat langkah kami menginjak tangga terakhir. Kami bertiga kontan mempercepat langkah dengan beragam perasaan yang tiba-tiba bergejolak. Rasa takut, cemas, khawatir bercampur menjadi satu. Terlebih mendengar tangis Karin yang kembali pecah sambil berlari, membuat perasaanku semakin tidak enak.
Tuhan, apa yang terjadi dengan Septy?
"Permisi!" titah Ophi berusaha menerobos gerombolan santri-santri lain yang memenuhi pintu. Aku ikut berdesakan di belakangnya, begitu juga dengan Karin.
Akhirnya, setelah bersusah payah menerobos masuk, aku, Karin, dan Ophi akhirnya berhasil tiba di dalam kamar. Di sana, sudah ada ustazah Dila dan ustazah Ayu. Mereka sedang memegang kuat lengan Septy agar tidak memberontak. Sayangnya, kekuatan yang dimiliki gadis itu berhasil membuat kedua ustazah tadi kewalahan dan beberapa kali terhempas ke lantai. Sementara teman-teman lainnya hanya bisa menangis melihat kejadian itu.
"Astagfirullahal'adziim." Ophi bergumam. Plastik yang sejak tadi dia pegang terlepas begitu saja dari tangannya saat melihat wajah Septy.
Aku yang berdiri di belakangnya pun tidak kalah syok melihat bagaimana kondisi Septy saat ini. Kedua mata gadis itu memutih, melotot tajam ke arah depan. Wajahnya menghitam dengan urat leher yang nampak begitu jelas. Detik itu juga, air mataku tiba-tiba menetes.
Septy yang sekarang aku lihat benar-benar bukan Septy yang ku kenal. Bukan Septy yang biasa ceria, baik, dan penyayang. Septy yang sekarang sudah seperti sosok yang begitu menyeramkan dan menakutkan.
"Septy ..." Bibirku melirih memanggil namanya. Apa itu terjadi dengan gadis baik itu?
"AAAAKKKHH!!!"
Septy kembali berteriak, begitu kencang sampai semua orang yang ada di dalam ruangan maupun depan pintu beringsut mundur. Mereka semua takut. Entah kenapa, kakiku merasa gemetaran melihatnya.
"PERGI DARI TEMPAT INI!!!"
Makhluk dalam tubuh Septy kembali beraksi. Kini, dia tiba-tiba berdiri dan langsung menindih tubuh Laila. Tidak hanya sampai di sana, tangan Septy yang terlihat menghitam langsung mencekik leher Laila dengan begitu kuatnya. Kami semua terperanjat melihatnya dan berusaha melepas tangan Septy dari Laila.