Aku pun hanya geleng - geleng kepala saja karena diriku juga tidak tahu siapa kak Rizki tersebut sehingga dia memberikan aku solusi untuk mencari narasumber di rumahnya, sedangkan Reza sebenarnya sudah tahu siapa kak Rizki itu tetapi dia hanya belum memberitahukan siapa sosok kak Rizki yang sebenarnya. Ditengah keheningan kami bertanya-tanya, tidak lama kemudian kak Rizki datang menghampiri kami.
"Hai semuanya, Gadis jadikan hari ini cari narasumber?"
Bayu, Ari dan Anggi hanya membungkam seribu bahasa melihat gerak - gerik barusan dari kak Rizki menyapa mereka semua.
"Jadi kak, tapi Reza mau ikut boleh kak?"
"Reza mau ikut? Yasudah ayo Rez."
"Tidak usahlah Dis, aku baru teringat yang harus aku kerjakan di rumah selesai pulang sekolah," menoleh ke arah aku.
"Jadi kamu tidak jadi ikut?"
Dia hanya geleng-geleng kepala saja.
"Yasudah kamu ke rumah kak Rizki saja nanti tidak selesai pula tugas wawancara."
"Yasudah oke, duluan ya guys," sambil menyapa ke teman-temanya Reza yang hanya bungkam seribu bahasa.
Aku dan kak Rizki pun mendahului mereka yang masih terdiam heran melihat gerak - gerik kak Rizki.
"Rez, sepertinya Lu tahu siapa kak Rizki itu?" Anggi bertanya.
"Siapa Rez? Kayaknya orang penting dia Rez," sambung Ari.
"Iya gue tahu siapa dia."Â
Si mulut lancip yang bernama Bayu pun langsung menanggapinya.
"Gue baru ingat dia itu pengusaha terkenal dan gue juga pernah lihat toko butik terbesar di daerah ini tapi gue lupa nama tokonya, pantesan si Gadis mau dekat sama dia, orang kaya dia Rez."