Si Mansyur

egagology
Chapter #4

Kebenarannya

[Perbatasan Benteng Great Wall.]

“Lapor, baginda Hulagu Khan ... pasukan bagian depan kita telah berhasil menembus benteng musuh, tapi pasukan musuh berhasil menghalau pasukan kita di celah sempit sempit gerbang benteng." 

“Perintahkan untuk menarik seluruh pasukan bagian depan, kita akan memancing mereka keluar benteng." 

“Siap!!! laksanakan!!!!" 

[Di kubu seberang.]

“Lho? sepertinya mereka mulai mundur dari peperangan yang mulia Na Bokh Gong." 

“HAHAHAHAHA ... sepertinya mereka takut menghadapi pasukan kita!! ini kesempatan. SEMUA PASUKAN, HANCUR KAN PASUKAN MONGOL ITU SAMPAI KE AKAR AKARNYA!!!!" 

“YOOOOSSSHHHHH!!!!!" teriak pasukan.

Perang terus terjadi, dan semakin sengit. Pasukan pertahanan Kekaisaran Gong, yang telah terbawa suasana dan terlalu semangat membantai musuh. Akhirnya keluar dari benteng dan dengan beringasnya memburu para pasukan Mongol yang tersisa.

[Di kubu pasukan Mongol.]

“Sepertinya, strategi Anda berhasil, baginda. Mereka mulai terpancing strategi kita." 

“Biarkan mereka keluar lebih jauh lagi menjauhi benteng mereka. Biarkan mereka terpancing barisan depan pasukan kita … kita harus sabar menunggu disini, setelah itu barulah kita sergap mereka secara bersama sama." 

“Siaaap baginda!!!" 

Sfx : druukkk ... druukkk ... druukkk ... HIAAAAAAAAAAA ... WAAAAAA ... tring tring ... syut syut.

Para pasukan kavaleri Kekaisaran Dinasti Gong terus memburu, hingga mereka tak melihat apa yang ada di belakang mereka, sedangkan mayoritas pasukan pejalan kaki terbelah menjadi dua. Ada yang tetap menjaga benteng, dan sebagian lainnya mengikuti pasukan berkuda yang telah jauh ke depan, namun karena pergerakan mereka yang lambat sehingga tercipta jarak antara pasukan pejalan kaki dan pasukan berkuda. 

[Di sisi Mongol.]

Sfx : drukkk ... drukkk ... drukkk.

“Pasukan berkuda sayap kanan dan kiri, sergap mereka dari samping. Lalu hantam infanteri mereka, lalu serang kavaleri mereka dari belakang." 

“SIAP BAGINDA!!!!" 

“Pasukan inti, serang mereka dari depan … kepung mereka,seperti kalian ingin menangkap anak ayam yang kehilangan induk." 

“SIAAP BAGINDA!!!" 

Kedua pasukan pun saling berhadapan .... 

Sfx : druukkk ... druukkk ... druukkk … srat ... srut ... jleb ... ahhkkh.

“A … apa ... ? ki, kita dikepung ... MUNDUUURRRRR!!!" kata Kaisar Gong.

“Gawat … yang mulia … ki, kita telah terkepung dari berbagai sisi. Tidak ada jalan keluar .... " 

“SELESAIKAAAANNNNN!!!!!" teriak Raja Mongol, Hulagu .... 

Sfx : tring ... sratch ... sratttch ... ahhkkh.

“HIIAAAAAHHHHH ... !!!!!" tiba tiba Raja Gong berusaha menerobos kepungan dan mencoba menusuk pimpinan pasukan musuh.

Sfx : jleb ... jleb ... srat ... ahhkkkhhh.

Namun, belum juga sampai pada tujuan. Sang Raja, akhirnya tewas tertebas pedang-pedang pasukan Kerajaan Mongol. 

Pasukan Mongol pun menang, dan pasukan musuh yang tersisa di tangkap. Lalu dengan sadisnya, mereka dieksekusi penggal di tempat.

[Di tempat Mansyur menginap.]

“Hei, apa yang terjadi? kenapa loe gak ngasih tau kami, kalo loe itu adiknya Laksamana Cheng Se?" tanya Mansyur.

“Eh ... Benarkah? sa, saya juga gak tau sih. Rasanya, saya gak bisa mengingat apapun tentang masa lalu saya?" kata Vulan.

“Hah, masak sih ... ? apa loe kena Protozoa ya?" 

“Amnesia, Tuan." timpal Selim.

“Nah itu dia, apa loe kena amnesia ya? emang kepala loe pernah kepentok apa gitu? atau ketiban kelapa mungkin heheheh." 

“Gak tau juga, tak ada yang bisa kukatakan sekarang ini." 

“Hmmm ... gimana, kalo kita sekarang ke pelabuhan aja yuk Lim ... kita pertemukan Vulan dengan Laksamana Cheng Se secara langsung, kali aja dia akan mengingat sesuatu." 

“Tuan lupa? tujuan kita sebenarnya kan menuju ke El-Baghdudi. Kita disini kan sekedar transit dan beristirahat sebentar." bisik Selim.

“Ooo ... iya sih Lim. Tapi, sekarang kita kan sudah mengetahui faktanya, kalo tempat ini sudah dikepung Pasukan Mongol ... bukan tak mungkin besok-besok mereka sudah menghancurkan tempat ini. Lalu, gimana caranya kita melewati perbatasan yang sudah pasti di kepung pasukan mereka? aduh, kacau dah ... bener bener kurang ajar tuh Mongol. Kenapa juga sih, mereka nyerangnya harus hari ini, kenapa gak besok besok atau minggu depan gitu sih? kita kan, jadi gak ikut kecipratan masalah seperti ini." kata Mansyur sambil garuk garuk kepala.

“Hei ... hei ... hei ... jadi Tuan, nyeselnya cuma karena kejebak di sini ya? hadeuh." gumam Selim.

“Untuk sementara, kita cari Informasi aja dulu, Lim. Kita ke pelabuhan angkatan laut kekaisaran, kita temui Laksamana Cheng Se untuk minta kejelasan situasi dan keadaan realnya di lapangan, sekaligus mencari celah gimana caranya kita menerobos perbatasan. Sekalian juga, nemuin Vulan dengan kakaknya, gimana?" 

“Okelah Tuan." 

“Ya sudah, ayo kita pamitan dulu sama yang punya penginapan ini. Mana dia? cepetan cari Lim." 

Merekapun berpamitan dengan pemilik penginapan, lalu segera berangkat ke pelabuhan militer kekaisaran tempat dimana Laksamana Cheng Se dan pasukan angkatan laut kekaisaran sedang mempersiapkan kemungkinan serangan mendadak dari kapal-kapal perang Mongol.

[Pelabuhan Militer.]

“Pangeran Gok Sog Gong TELAH TIBAAAAA!!!" teriak salah satu Tentara Angkatan Laut.

“Lanjutkan pekerjaan kalian." kata Pangeran.

“Bagaimana Persiapan angkatan laut kita, Laksamana?" Tanya Pangeran.

“Semuanya lancar, Pangeran. 10 Ribu kapal kita sangat siap untuk mempertahankan kekuasaan kita di lautan timur ini." Laksamana Cheng Se.

“Bagus ... Tapi kita harus tetap waspada, karena kita tidak mengetahui pasti berapa kekuatan kapal perang yang mereka punya." 

“Tidak masalah, Tuan Pangeran. Pengalaman dan strategi akan sangat menentukan pada perang kali ini, dan setahu saya, selama ini mereka hanya hebat dalam peperangan di daratan. Sedangkan di lautan, mereka sangat miskin berpengalaman." 

“Ya, semoga saja ... saya percayakan kepemimpinan dan strategi pasukan pada Anda, Laksamana ... saya hanya akan menunggu laporan lengkapnya dari Anda." 

“Siappp laksanakan!!!" 

“Eh ... gimana kabar tentang peperangan kita di perbatasan Benteng Great Wall, Tuan Pangeran?" tanya Laksamana.

“Belum tahu juga, mungkin nanti sore Pasukan kita akan pulang sambil berpesta kemenangan besar kita hahahahaha." 

“Hahahaha, benar juga, Pangeran. Apalagi, Komandan Pasukan kita di sana kan, Tuan Kaisar Na Bokh Gong sendiri kan?" 

“Ya ... selama ini, ayahku belum pernah terjamah kekalahan dalam setiap peperangannya." 

Sfx : tap tap tap.

"Maaf Laksamana, di pintu depan. Ada orang yang maksa ingin bertemu dengan Anda" tiba tiba seorang Tentara memanggil Laksamana.

"Siapa dia?"

"Namanya Mansyur, Tuan. ngakunya sih, dia pangeran dari negeri jauh." 

"Ooo, Mansyur … izinkan dia masuk." 

"Kau mengenalnya, Laksamana?" tanya Gok Sog Gong.

"Ya Tuan. Kemarin, dia saya selamatkan dari para perompak di Selat Kejepit." 

Lihat selengkapnya