[Keesokan paginya.]
[Pusat ibu kota kerajaan.]
Tap tap tap tap tap ….
Tok tok ... suara pintu diketuk.
"Masuk." kata seorang pria kekar berpakaian gombrong dengan hiasan gemerlap perhiasan.
Krieet.
"Yang mulia Hulagu ... acara penobatan Anda sebagai penguasa baru wilayah kerajaan akan segera dimulai ... apa Anda telah siap?" kata seorang pria plontos yang ternyata dia adalah Lee Chien Tong.
"Pakaian ini berat sekali ya ... dan bikin gerah juga huuuffft ... lebih baik ... saya pakai pakaian perang saya saja lah. Disini kan, wilayah medan perang. Ya, seharusnya saya memakai pakaian perang donk .... " kata Hulagu.
"Tidak bisa baginda ... Anda telah menjadi penguasa baru kerajaan ... Anda harus menunjukkan kebesaran dan kegagahan Anda di depan rakyat Gong."
"Apa kau bilang!!!? rakyat gong!!!?" Hulagu terlihat sedikit marah.
"Tidak ... maksud saya rakyat Mong yang mulia. Nah ... benar juga, bukankah Anda juga harus mengumumkan lahirnya sebuah dinasti baru di kerajaan ini ... yaitu Dinasti Mong kepada rakyat-rakyatmu, baginda raja."
"Baiklah ... namun setelah acara ini selesai, baju ini boleh segera ku lepas kan?"
"Ya ... segitu juga nggak apa-apa, baginda. Ayo ... kita segera ke podium penobatan."
Tap tap tap tap tap tap.
Cklek braaakkk.
"Beri hormat kepada Tuan Guru Pertapa kita ... Tuan Lee Chien Tong." kata moderator acara.
"WAA ... WAAAA ... WAAAA ... WAAAA KYAAAA!!!!!" penonton berteriak.
"TUAN TONG ... SAYA MINTA MANTRA DARIMU DOOOONK!!!!!" teriak salah satu penonton.
"SAYA DULU!!!! ... SAYA DULU!!!!"
"MINTA BAJUMU DONK!!! ... SAYA MAU DAPET KEBERKATAN!!!!"
Grusak grusskk grusak grusskk
"HEI JANGAN DORONG-DORONG DONG!!!!" grusskkk.
"EUKHEM!!! ... semuanya harap tenang ya. Kita akan mendengarkan satu atau dua patah kata dari guru kita ... Tuan Lee Chien Tong." kata Moderator acara.
"Selamat pagi semuanya ... salam hangat selongsongtu ... hari ini adalah merupakan hari terbesar dalam hidup kita ... karena pada hari ini kita diberi kesempatan oleh dewa untuk bisa menyaksikan sebuah sejarah terpenting bagi kerajaan ini. Sejarah dimana Dewa telah memilihkan pemimpin baru untuk kita. Dewa yang maha tahu telah mengetahui kesulitan kita dibawah pimpinan Dinasti Gong yang tamak itu. RAJA YANG LEBIH MEMENTINGKAN KENYAMANAN DAN KETENTRAMAN DIRINYA SENDIRI ... SERTA TIDAK PEDULI DENGAN PEREKONOMIAN DAN KEMAJUAN NEGARA INI.
NAMUN ... DENGAN ADANYA PEMIMPIN BARU YANG TELAH DIPILIHKAN OLEH DEWA.NEGARA INI AKAN MENJADI NEGARA MAJU YANG DISEGANI DI SELURUH DUNIA!!!!!!"
WAAAAAAAAAAAAAAAA ... !!!!!!!
"MARI KITA SAMBUT RAJA BARU KITA ... Yang Mulia Hulagu Khan." kata Lee Chien Tong.
Tap tap tap tap tap tap tap tap tap.
"Silahkan duduk baginda."
Hulagu pun duduk di singgasana kerajaan.
Sfx : sloppft.
"Tolong ambilkan mahkotanya." kata Lee Chien Tong sambil menyuruh salah seorang pelayan.
Tap tap tap tap tap tap tap tap.
"Ini mahkotanya, tuan." kata sang pelayan.
"Terima kasih."
Hulagu Khan pun maju ke depan panggung dan berlutut ke arah rakyatnya ... dan Lee Chien Tong mengikutinya dari belakang ... lalu mengangkat mahkota kerajaan dan memasangkannya di atas kepala Hulagu Khan. Para pelayan pun berlutut memberi penghormatan.
Sfx : gonnnnngggggg ... suara gong dipukul.
Hulagu pun berdiri.
“HIDUP RAJA DINASTI MONG!!!!!” teriak Lee Chien Tong.
"HIDUUUUUP!!!! ... HIDUUUP!!!!!" semua orang berteriak.
“HIDUP RAJA DINASTI MONG!!!!!”
" HIDUUUUUP!!!! ... HIDUUUP!!!!!"
"PARA RAKYATKU ... DENGAN KEKUATAN KITA ... SUMBER DAYA YANG KITA MILIKI DAN BANTUAN DARI NEGARA INDUK SAUDARA KITA ... KERAJAAN MONGOL ... SAYA YAKIN ... KITA AKAN BISA MENJADI NEGARA MAJU YANG MENGUASAI DUNIA DALAM SEGALA SISI ... YAKIN LAH ... BAHWA DINASTI MONG AKAN MEWUJUDKAN.SEMUA ITU." Hulagu Khan berpidato.
“HIDUP RAJA DINASTI MONG!!!!!”
"HIDUUUUUP!!!! ... HIDUUUP!!!!!"
[Siang harinya.]
[Di istana kerajaan.]
Para jenderal perang tengah berkumpul ... dan kebanyakan jenderal-jenderal itu adalah dari kalangan orang Mongol kecuali Lee Chien Tong yang telah diangkat menjadi perdana menteri.
"Target penaklukan kita selanjutnya adalah El Baghdudi. Khan Agung telah memerintahkan kita untuk segera membentuk pasukan gabungan untuk melakukan kampanye militer kesana, Bangke Khan ... kau yang bertugas memimpin pasukan tersebut." kata Hulagu.
"Siaap yang mulia." ujar Bangke.
"Tong ... kau siapkan perekrutan pasukan untuk memperkuat dan memperbanyak pasukan kita ... buat camp khusus pelatihan militer yang efisien dan buat juga sebuah pengumuman wajib militer bagi para pemuda-pemuda di atas 17 tahun. Lalu Kucluk Khan ... kau yang bertanggung jawab membuat porsi latihan yang sesuai dengan standar pasukan kita."
"Siaapp yang mulia." kata Kucluk.
"Interupsi yang mulia."
"Ya ... ada apa, Tong?"
"Apakah ... kampanye militer kali ini tidak terlalu terburu-buru? kita baru menaklukan Dinasti Gong dari singgasananya. Bukankah ... alangkah lebih baik jika kita membangun kepercayaan rakyat dan peradaban di negeri ini terlebih dahulu. Sehingga para pemberontak dan kubu oposisi gerakan bawah tanah bisa diredam tanpa harus kita mengangkat senjata memerangi mereka."