Aku dan kisahku

Oleh: Muhammad Nasrulami

Blurb

Diusia yang masih 10 tahun dan masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar, aku harus berhenti sekolah dan berpisah dari orang tuaku untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren dan hidup mandiri.
Tidak banyak yang bisa kuperbuat saat itu, aku hanya bisa menuruti keinginan Ayahku untuk berhenti sekolah dan masuk ke Pesantren khusus penghapal Al-Qur'an. Pesantren ini terletak di seberang kota Jambi, tidak ada biaya yang dikenakan kepada setiap orang yang ingin masuk ke pesantren tersebut, syaratnya cukup bisa membaca Al-Quran.
Naluri orang tua terhadap anaknya memang tidak pernah salah. Aku yang saat itu baru saja tamat juz amma dan baru beralih ke Al-Qur'an ternyata bisa belajar dan bahkan menghafal Al-Qur'an dengan cepat.
Selama 5 bulan di pesantren aku sudah diikutsertakan oleh ustaz pada ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dan berhasil meraih juara 1 kabupaten dan maju ke Tingkat Provinsi, bahkan tahun-tahun berikutnya sampai ke tingkat Nasional.
Memutuskan untuk berhenti dari pesantren dan memilih untuk sekolah umum lagi hingga ke Perguruan Tinggi dengan biaya sendiri dari uang hadiah pada saat aku menang lomba pada Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ).
Setiap keputusan yang aku ambil adalah demi untuk meraih impianku yang lainnya.

Lihat selengkapnya