Aku bertemu dengan Marvel sekitar 4 tahun lalu. Pada saat itu aku melihatnya dari kejauhan. Dia terlihat sangat mencolok diantara kerumunan yang ada. Walaupun pada saat itu minim dengan penerangan, aku bisa melihatnya dengan sangat jelas. Bahkan bisa dikatakan orang-orang akan lebih mengagumi wajahnya dari pada purnama yang terjadi pada malam ini.
Aku melihat dari kejauhan kerumunan yang terdiri dari para polisi dan tim Marvel sedang membicarakan kejadian yang baru saja terjadi. Kejadian berdarah yang membuat semua orang kebingungan.
Aku segera meninggalkan tempat yang seharusnya tidak aku datangi. Lagi pula itu juga bukan urusanku. Aku berjalan menuju ke arah tempat mobilku berada, aku berniat untuk langsung pulang ke apartment dan tidur. Sebelum menghipdukan mesin mobil aku kembali melihat kerumunan tersebut melalui kaca spionku untuk terakhir kalinya sebelum aku menyalakan mobil dan meninggalkan tempat tersebut.
Dalam perjalanan aku menghidupkan radio untuk menemaniku dalam perjalanan, entah kenapa malam itu moodku sangat baik sehingga aku tersenyum sepanjang jalan. Dari kejauhan aku melihat ada dua orang yang sedang melambaikan tangan mereka. Aku menduga orang-orang itu membutuhkan sebuah pertolongan atau tumpangan. Lalu, aku mendekati mereka. Aku melihat mereka tersenyum lega ketika melihat mobilku menepi ke arah mereka. Aku membuka kaca mobilku.
“ Sorry, apa boleh kami menumpang mobil lo?”Tanya pria itu sambil menatap mataku dengan matanya yang coklat .
“ Ada apa dengan mobil kalian?” tanyaku dari dalam mobil.
“Kami gak bawa mobil. Tapi kami harus cepat sama tujuan kami” kata pria bermata coklat tersebut.
“Oke, naiklah” aku mempersilahkan mereka masuk ke dalam mobil.
Pria bermata coklat yang bernama Marvel tersebut duduk disamping kiriku sedangkan teman laki-lakinya duduk di belakang Marvel.
“Ini arahnya mau kemana?” tanyaku sambil menyalakan mobil dan memperhatikan jalan yang ada di depanku.
“Sekarang sudah jam 01.00 pagi dan gue harap masih ada tempat yang buka. Lo tau tempat yang buka 24 jam?” tanya Marvel sambil melihat jam yang ia kenakan di tangan kanannya.
Menurutku jika seseorang menggunakan jam tangan di sebelah kanan itu sangat menarik. Karena jarang ada orang yang menggunakannya disebelah kanan. Kebanyakan orang menggunakan jam tangan di tangan sebelah kiri.
Aku berpikir sejenak dan berusaha mencari temapt yang di maksud oleh Marvel “ada. Aku tau tempatnya. Café dekat apartementku. Mereka buka selama 24 jam. Bagaimana?? Apa ingin aku antar kesana?”
Ketika aku menunggu jawaban dari Marvel aku mendengar pria yang dibelakang Marvel berbicara “Marvel moeten we deze vrouw vertrouwen?” 1
Belanda. Dia berbicara menggunakan bahasa Belanda.
“Ik denk niet dat hij gevaarlijk is, volgens mijn instinct is deze vrouw goed.” 2 Jawaban yang diberikan oleh Marvel.