Pagi ini Marvel mengumpulkan teman-temannya di apartement Megan. Ini semua karena berita di radio yang dia dengar selama perjalanan menuju ke apartement Megan. Marvel cukup cemas dengan kasus yang baru saja di umumkan melalui radio. Kasus yang selalu membuat dia ingin bertemu dengan pelakunya. Baru kali ini Megan melihat Marvel dalam keadaan seperti ini. Pemandangan yang menarik.
Marvel benar-benar tidak bisa fokus kali ini, dia hanya berjalan mondar-mandir di depan Megan selama 15 menit, sedangkan Megan duduk di sofa dan memperhatikan Marvel
“Duduklah, akan kubuatkan kopi,” ujar Megan dan beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur.
“Gak usah, lagi gak pengen kopi,” ujar Marvel tanpa diam sedikitpun.
“Apa ada yang kamu butuhkan, mungkin kue atau buah?,” tanya Megan sambil membuka kulkas.
“ Gue Cuma butuh waktu untuk berpikir dan nenangin diri.”
Megan memandangi Marvel yang berada di ruang tengah dari dapur. Sudah 4 tahun lebih mereka bersama. Mereka, menjadi dekat dan sekarang kami bersatu menjadi kelompok detektif, dengan ditambah 2 orang lainnya sehingga jumlah anggota kami adalah 5 orang.
“Gue gak pernah tau kalo lo suka sama kucing,” ucapan Marvel yang tiba-tiba tersebut membuat Megan tersadar dari lamunannya.
“Sebenernya biasa aja, itu kebetulan lagi ada kucing. Ya jadi sekalian aja foto,” Megan menghampiri Marvel yang sedang memperhatikan foto-foto yang berada di dinding.
“Lo kenapa sih kalo ngomong pasti agak baku dan sopan. Terlalu sopan malah buat gue,” Marvel mengalihkan pandangannya dari foto ke arah Megan.
“Mungkin sudah kebiasaan,”jawab Megan asal.
Lalu, Megan kembali duduk di sofa. Tidak lama dari situ terdengar seseorang yang sedang memasukan password apartement Megan, setelah itu suara Kevin, Billy dan Via memenuhi apartement.. Megan memang memberikan password apartementnya kepada mereka agar mereka bisa datang dan masuk ke apartemen Megan jika mereka membutuhkannya. Mereka datang bersama dengan wajah serius. Tidak ada satu pun dari mereka bertiga yang terlihat santai atau tenang. Kasus ini memang merupakan kasus yang paling rumit yang pernah di hadapi oleh Marvel dan Kevin.
Mereka mulai berkumpul dan duduk di ruang tengah. Suara helaan nafas dari Kevin sangat jelas terdengar dan membuat semua orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arahnya.
“Akhirnya, ‘dia’ muncul lagi. Kasus yang benar-benar buat gue marah. Kasus pertama yang bisa membuat kepala gue pecah,” ujar Kevin.