Tak seperti kemarin, pagi hari ini aku bangun kesiangan. Untung nenek membangunkanku, kalau tidak bisa di duga oran bahwa kau telah mati.
Selesai membersihkan diri dan meneguk seglas susu hangat, aku lekas membantu nenek memberesi toko roti kecil-kecilan yang ada didepan rumah.
''Hei, nak! Kau harusnya bangun sebelum matahari terbit, kalau seperti ini kan, rezeky mu sudah di patok ayam.'' Aku hanya mengangguk.
''Kemarin boleh saja kau beruntung, pulang membawa satu ember penuh berisi ikan. Tapi hari ini nasibmu tak seberuntung si pemuda tukang katu yang tinggal didekat rumah kita.'' Perkataan nenek lantas membuatku menoleh kearahnya.
''Apa maksudmu, nek?'' Oh, ayolah. Bukan bearti aku marah.
''Aku dengar-dengar, Ya mulia raja membeli pajangan kayu darinya.''