Cinta kasih di hari natal tiba, Mamed terlihat kikuk berada di rumahku. Pertama kali ia menghadiri perayaan Natal. Meskipun hanya sekedar makan-makan.
" Diana...." Panggilnya.
Diana menghampiri, bocah itu berkata pelan nyaris berbisik tapi aku bisa mendengar dengan cukup jelas.
" kita pulang dari sini jadi murtad gak ya??" Cukup konyol pertanyaan yang ia lontarkan pada Diana.
Langsung saja ku sentil telinga bocah itu, bukannya tersinggung tapi aku takut pertanyaan konyolnya didengar orang lain.
Hingga tamu mulai undur diri, kami masih disini ngobrol ini itu anu dan akhirnya papa ikut bergabung. Beliau rupanya mengingat siapa bocah ini
" ooo ini adiknya temenmu yang pakai kacamata itu.."
" iya pa" jawabku.
" gak ikut sekolah disana aja??" tanya beliau.
" enggak, kejauhan disana" jawabnya singat.
" udah gede, om saja hampir lupa lho..."
" iya kah om??" Ia berbasa-basi busuk.
" terakhir om kesana itu ya kamu pas sunat, obatnya habis eh kamu nangis!!" kata papa.
Angin segar ketika kudapat aib miliknya yang sangat memalukan itu.
" dapet Janda!! Dapet janda!! " Kami bertiga serempak menghina aib bocah ini.