Aku memberi hadiah kepada bocah pengadu acara bolos kemarin. Masih bocah yang sama saat mengadu acara selundup menyelundup kapan lalu. Tinjuan kulancarkan begitu saja, ingin sekali kupukul hingga babak belur tapi Mamed menahanku.
Panggilan BK kudengar dengan merdu, kali ini bersama orang tua. Aku sudah tahu apa yang akan terjadi. Dan yang tak kuduga ialah kehadiran ayah Mamed yang kali kedua kulihat. Apakah beliau sedang berkunjung ke Indonesia? Atau pekerjaan beliau sudah selesai di Australia?
Biarlah sudah...
Beliau tampak mendengar dengan cukup bosan, beberapa kali menguap karena ceramah guru BK dan salah satu guru atau bisa disebut orang tua pengadu ini. Entah karena bosan atau ada urusan yang jauh lebih penting, ayah Mamed mengeluarkan gaya sombongnya. Gaya arogan itu yang diwariskan pada Mamed! Persis sekali. Beliau mengeluarkan dompet dan memberi uang untuk berobat pengadu itu.
Dan Mamed?? Wali kelasnya tengah berbaik hati menjaga agar Mamed tak tertidur ditengah ceramah BK dengan menjewer telinganya. Kami keluar setelah mulut guru BK sudah berbusa parah.
Ayah Mamed memperhatikanku sejenak, lalu tersenyum.
" Just keep that dirty dick in your pants" ucap beliau pada anaknya.
" Itu siapa??" Tanyaku.
" Bapakku, mustahil kamu gak tahu itu... Kak Ness" jawab Mamed.
Aku memicingkan mata, " bukan, yang bersama ayahmu itu" kataku masih mengingat siapa yang bersama ayahnya itu.
Seorang perempuan cukup tinggi dengan rambut pirang, terlihat jelas bukan orang Indonesia pada umumnya.
" Mungkin istrinya, kau tahu lah hobi bapakku" jawab Mamed menghitung uang ditangan.
Santapan baru! Uang itu jika ditukar rupiah akan sangat banyak!.
" Kalau sudah besar, jangan niru ayahmu ya" ucapku.
" Kenapa??"
" ya... Aku sakit lihat kau seperti ini, lihat orang tua berantem, terus cerai... Aku gak bisa bayangin rasa sakit itu" kataku cukup ragu dengan yang ku ungkapkan, sejujurnya aku tak punya kata kata untuk menggambarkan apa yang kurasa.