Sialan lu Med!!

Firmansyah Slamet
Chapter #27

Part 21



Ujian akhir sekolah akan kuhadapi, tentu saja persiapan tiga tahun akan menjadi sia-sia jika aku terus khawatir. Ini saatnya bersantai dan rileks sejenak.

Beberapa ujian praktek bisa dijalani dengan baik, tanpa adanya Mamed membantu mungkin ujian akan terasa berat. Ucapan terima kasih tak akan cukup untuk membalasnya.


" Kenapa??" Tanyaku tatkala melihatnya menatap tajam seorang senior.


" Enggak kok" jawabnya.


" Jangan berantem lagi" ucapku marah. Aku tak ingin masa tenang sebelum ujian harus buyar karena perkelahian konyolnya.


Ia jawab dengan tergesa, " Enggak kok, aku lihat ada cewek cantik!" Alasan konyol ia lontarkan tanpa berpikir.


Langsung saja ku pukul otak udang itu!.


" Kau gak pandai bohong!" Jawabku kesal karena ia menyebut wanita cantik lainnya. Tapi sayangnya jemputanku sudah datang, kami berpisah.






Keesokan harinya ia datang dengan wajah senang, ada luka yang coba ia tutupi dariku. Tapi mataku cukup jeli untuk mengetahui hal itu. Sudah pasti ia berkelahi kemarin.

Harusnya aku disana, juga untuk memasang taruhan! Dan hari ini Mamed tak muncul di depan lab IPA. Ia berani mengacuhkanku dan membiarkan ku membusuk disini. Maka saat jam pulang berdentang, segera aku menuju parkiran rumah sakit dan bersiap diatas motornya. Maka ia bisa ku culik hari ini!


" jangan diem dong Kak Ness... Ngomong gitu lho biar kelihatan cantik" kata Mamed setelah menikmati es sirup dan kutatap dengan raut sinis. " Kenapa sih kak Ness??"


Ku tarik nafas dalam-dalam, " kenapa seneng banget berantem?"


" ahhh gimana ya.... Eeee... Soalnya, gimana ya aku ngomongnya"


" ngomong aja susah" kata Nerissa.


" gw masih ngerasa bersalah sama kamu kak Ness, dulu sering diam waktu di ejek... Ini saatnya aku bungkam mereka" kata gw.


" Sudahlah, kau gak perlu berantem lagi, buat apa?" Tanyaku masih agak sedikit anu dengan penjelasannya yang masih bersalah karena perbedaan kami.


" tumben peduli, kenapa hayo" katanya menggoda, Hampir saja aku salah tingkah.


" sekali lagi kau ngomong kek gitu, ku siram mukamu itu" kataku serius tak ingin terjebak dengan salah tingkah, " minta maaf!"

Kuberikan jabat tangan dan ia membalasnya.


" Aku lebih tua! Salim dong! Dicium" ucapku sebagai seorang yang lebih tua darinya.


Ia segera meraih kepalaku dan...


Lihat selengkapnya