Sebulan sudah aku menjadi siswa SMA kaporit! Eh, favorit maksudnya...
Dan sebulan ini Mamed sama sekali tak ke rumah. Selain aku tentu saja, keluarga juga bertanya padaku kemana bocah sialan itu.
" HALLOOOOO!!!" teriakku ketika ia menjawab panggilan.
Suara telepon hening sejenak, mungkin gendang telinganya jebol.
" Gak usah teriak kampret!!"
" Kau kemana saja??" Tanyaku.
" Dirumah, memang mau kemana lagi??"
Aku tarik nafas, " Kok gak pernah kesini lagi??"
" Kelas dua terlalu banyak PR" jawabnya singkat.
" Meskipun sudah beda sekolah, jangan sungkan main kesini" ucapku tahu betul mungkin aku akan melupakannya ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
" Iya..."
Cukup muak aku berbicara di telepon, segera kupaksa ia merapat. " Maksudnya sekarang"
Dia hanya mengiyakan dan segera merapat! Ia datang setelah cukup lama aku menunggu atau mungkin aku saja yang tak sabar menunggunya. Kedatangannya benar-benar membuatku merasa ingin mengeluarkan semua yang ingin kubagi bersamanya.
"kok gak main kesini?? Jangan karena aku sudah lulus, terus kita gak berteman lagi" kataku saat ia baru saja duduk.
" Kelas dua banyak PR nih" jawab Mamed saat kutanya kemana saja ia dari kemarin, menghilang tanpa jejak bagai ninja.
" Gak bisanya kau ngerjain PR".
" Aku anak baik, rendah hati, suka menabung pula..." Ucapnya yang serasa membuatku ingin muntah di wajahnya," Ada apa manggil kesini??"
" Aku butuh teman sih..." Jawabku dan saat itulah wajah Mamed berubah 180°.
" Kali di bully lagi Kak Ness??"
Aku menjawabnya dengan terkekeh, ia takut jika aku mendapat perlakuan kurang menyenangkan di sekolah baru. Ia selalu ingin melindungi, mungkin itu yang hanya ada dalam pikirannya.
" Gak ke gereja??".
" Kau tahu aku gak permah ke gereja, ngapain juga sih..." Jawabku.
Ia masih penasaran, " Kenapa ?".
" Gak ada keinginan saja..." kata Nerissa.
" Kenapa gak ada keinginan ke gereja?? ".
" ya karena... " Jawabku bingung mencari kata apa yang cocok untuk menjawabnya.