Di hari ulang tahunnya aku akan membuat kejutan, tetapi berakhir dengan cukup mengecewakan. Ia tak ada di rumah dan ibunya tengah gelisah. Melihatku, ibunya langsung menarik tanganku masuk rumah untuk meminta tolong.
Ternyata ia sama sekali tak membalas pesan yang kukirim karena sudah pergi dari rumah! Atau minggat!. How?!?!. Ia minggat karena kesal dengan ibunya yang memutuskan untuk menikah lagi. Aku lihat kamarnya yang kosong dan sepi, tempat tidurnya masih berantakan. Masih terekam jelas saat ayahnya membantu mengemas barang agar ia pindah ke Australia. Dan itu membuatku merasa sakit, untungnya ia tak jadi pindah dan melanjutkan sekolah di sini. Jaminan tak naik kelas dicabut begitu saja.
Aku termenung sejenak mencoba berpikir dimana dia sekarang. Aku tak bisa menghubunginya karena ponsel miliknya tergeletak begitu saja di meja. Lalu harus ku apakan hadiah ini? Atau dimana aku harus mencarinya?.
" Dia ada di rumah Firda" jawab ibunya seolah tahu pertanyaan dalam otak ku.
Aku segera melaju menuju rumah Mbak Firda. Ia ada di sana untuk melarikan diri! Cukup lucu untuk seorang Mamed yang melarikan diri ke rumah babysitter nya. Dan yang baru kutahu ialah ia tak punya pilihan lain karena keputusan konyolnya yang asal pergi dari rumah tanpa tujuan. Ia tahu benar tak akan bertahan hidup karena tak ada pengalaman dan hanya menggantungkan hidupnya pada uang dan teknologi serta kemanjaan! Ia tahu benar kalau dirinya adalah anak manja.
" Hei, selamat ulang tahun" ucapku.
Ia tak merespon, memilih membelakangi dan menarik selimut.
" Hei, aku disini" aku ingin dia merespon," kau mau hadiah??"
Ia masih tak merespon. Kesal?? Tentu saja!. Aku tarik kakinya dan segera menyeret keluar rumah ini. Tak menyangka ia ambil alih kemudi. Aku hanya mengajari cara mengemudi dua kali, tetapi ia sudah berani mengemudi mobil. Agak was-was tapi aku percaya ia bisa. Reflek dan motoriknya sangat bagus.
Aku pejamkan mata agar tak tahu akan kemana ia akan membawa, tetapi tetap saja aku penasaran. Kutahan rasa penasaran agar menjadi kejutan. hingga aku terlelap dan terjaga, mobil masih tak berhenti. Aku juga was-was melihat indikator bensin menunjukan hampir habis. Aku tak bawa uang yang cukup bensin mobil ini.
Tapi jemarinya menekan tombol untuk membuka tangki cadangan agar mengisi tangki utama. Aku berdoa saja agar bensin ini cukup sampai aku pulang. Yang ia lakukan hanya berputar mengelilingi kota berkali-kali dan pulang. Mobil berhenti tepat di rumahku Dengan bensin habis! Benar-benar habis tak tersisa. Yang Mamed lakukan? Ia segera keluar dan langsung duduk di teras.
Aku pakaikan untuknya sebuah jam tangan sebagai hadiah ulang tahun. Aku senang ia tersenyum dengan jam tangan itu.
" Terima kasih, Kak Ness" ucapnya untuk pertama kali di hari ini.
" Sama-sama" jawabku.
" Aku mau es"
Segera saja aku masuk untuk membuatkan es sirup, meskipun memakan waktu yang lama karena es susah dikeluarkan dari dalam kulkas. Tapi, ketika aku membawanya ke teras Mamed sudah hilang. Ia tak ada di sini! Aku mencari ke segala sudut rumah dan tak menemuinya.
Tentu saja aku bingung, tak mungkin ia pergi begitu saja. Atau jangan-jangan aku mengemudi bersama hantu yang menyerupai wajah bodoh Mamed? Tapi hantu itu tak ada...
Segera aku masuk mobil untuk mencarinya, tapi mesin enggan menyala karena bensin sudah habis!.
" Mobil sialan!!" Aku memaki mobil boros ini.
Aku mencoba berpikir jernih tapi tak bisa karena motor juga tengah dipakai. Saat itu juga Mbak Vana datang, segera aku begal motornya dan menyusuri jalan untuk mencari Mamed sialan itu. Aku menemukannya sudah setengah jalan ke rumahnya. Padahal rumah kami sangat jauh, tetapi ia sudah berjalan sejauh ini. Sangat aneh, berlari pun tak akan bisa sejauh ini! Entah ia bocah ajaib macam apa. Segera aku culik kembali dan membawanya ke rumahku.
Waktu menunjukkan sudah sore, aku seret ia ke teras dan mengunci kepalanya lalu mencekoki dengan es sirup yang aku buat untuknya. Rasanya sayang kalau es sirup ini tak dinikmati.
****
Keluarga tahu ia sedang dalam masalah seperti ini. Maka mereka memutuskan agar Mamed menginap disini.