Kuucap sebuah permohonan untuk hidup yang lebih baik dan ku akhiri dengan meniup lilin yang menerangi. Dengan senang hati kuterima kado yang Mamed berikan dan melupakan sang pemberi hadiah.
" Ini apa??" Tanyaku menimbang kado yang Mamed berikan begitu ringan. Tentu saja aku punya ekspektasi ia akan memberikan emas batangan.
" Yang terpenting ialah isinya" jawabnya rakus dengan makanan yang tersedia.
Aku berpikir sejenak, mungkin ia akan menjahili dengan kado ini.
" Buka saja nanti"
" Kenapa??" Tanyaku masih penasaran, sedangkan Mamed masih bergulat dengan makanan.
" Aku ingin hadiah itu lebih mengejutkan".
Bodo amat!! Aku buka hadiah darinya dan mendapatkan sebungkus pembalut! Bocah kurang ajar ini patut dipatahkan lehernya.
" INI APAAA???"
" Pembalut, pake nanya..." Jawabnya ringan tanpa dosa.
" Mau mu apa bangsat!!"
Segera kuJambak rambutnya! Ia mengaduh dan berusaha melepas nikmat siksaan dariku.
" Kemarin kau kasih pembalut basah!" Jawab Mamed.
" Teruss??"
" Ulang tahunku nanti, kau bisa kasih pembalut basah tanpa harus beli".
" GAMAOOOO!! BELIIN LAGI!" pintaku.
*****
" Kok lama??" Tanyaku lumayan lelah menunggunya.
Ia terlihat sedikit berbeda hari ini.
" Isi bensin dulu" jawabnya.
" Mana?? Itu indikator masih setengah "
" Memang, aku isi setengah... Uangku gak cukup kalau isi full" jawabnya.
" Kenapa gak jemput pakai mobil?? Panas banget hari ini" aku menggerutu padanya.
" Mobilku dijual" jawabnya.
" Kenapa dijual??"
" Karena..." Ia tampak berpikir," naik ah! Bacod!" Jawabnya yang kuberi hadiah cubitan di pinggangnya.
" Sakit ($-$&@(#)!!"