Sialan lu Med!!

Firmansyah Slamet
Chapter #46

Part 37



" Masih betah disana??" Tanyaku.


" Harus betah dong, meskipun ada kangennya sedikit" ucapnya.


Sudah dua bulan Mamed berada di Bali, ia sudah berangkat setelah seminggu ia pulang dari Surabaya untuk menemui ku. Banyak waktu yang kami habiskan untuk melepas rindu melalui panggilan telepon. Aku sudah benar-benar rindu padanya, rasa yang mungkin sudah tak dapat kutahan.


" Maafkan aku ayam!" Ucapku ingin memecah celengan untuk pergi ke Bali. Selain liburan, aku juga rindu padanya.


Palu yang ku genggam berhenti satu inchi sebelum menghantam celengan. Papa menghentikan hal konyol yang aku lakukan.


" Aku mau liburan pa" jawabku saat papa berusaha melindungi ayam tanah liat.


" Kemana??"


" Bali, aku butuh liburan... Lelah kepalaku dengan kuliah" jawabku.


Sontak mama tertawa dengan jawabanku, entah apa yang mama pikirkan.


" Lihat anakmu!" Ucap mama pada papa, " sudah rindu berat dengan pujaan hatinya itu"


Papa menghela nafas.


" Sudah kubilang, gak perlu kau itu kuliah... Nikah itu sudah keputusan bagus buatmu" ucap mama.


Papa menyalakan rokok, " mungkin memang kita perlu liburan, sudah lama kita liburan bersama"


Mama terlihat senang, kami akan segera pergi ke Bali.






******









Aku mendapatkan alamat dimana kost bocah itu berada. Dari siapa?? Tentu saja dari sahabatnya yang juga praktik disini. Mereka bermain seni peran untuk tidak tahu kalau aku juga liburan di Bali.

Tujuan pertama ialah istirahat di hotel! Perjalanan yang jauh kami tempuh dengan cukup lama. Lagipula ini pertama kali aku menginjakkan kaki di pulau Dewata. Menghabiskan pemandangan malam dari balik jendela kaca sangat menakjubkan. Aku tatap layar ponsel, wallpaper kami berdua menghiasi. Degup jantung berpacu tatkala mengingat hari-hari penuh gelora semangat. Tapi disinilah aku, mengingatnya sebagai kenangan berharga yang tak mungkin kembali terulang.





Keesokan harinya tepat Minggu pagi aku sampai di kost ia tinggal. Tentu saja ia cukup terkejut aku bisa menjejakkan kaki dihadapan wajahnya. Aku harap waktu membeku agar aku terus bisa mentertawakan wajah konyolnya saat terkejut melihatku.


" Gimana perjalanan om?" Tanya Mamed.


" Alhamdulillah wasyukurillah wa nikmatillah, la Haula walla kuat Illa Billah" ucap papa.


Lihat selengkapnya