Sialan lu Med!!

Firmansyah Slamet
Chapter #51

Part 41


Malam ini ia menggenggam erat menyematkan jemari, nyaman kembali kurasakan dalam tiap detik. Kurasa ia semakin jauh dariku atau hanya aku saja yang merasa demikian.


" Kak Ness"


Aku menoleh padanya yang melekat pada gelapnya langit malam.


" Aku rindu" ucapnya.


Aku hanya bisa tersenyum, tapi sirna saat tiba-tiba melintas ingatan saat Mamed balas dendam setelah apa yang terjadi padanya. Segera ku tabok mulutnya itu.


" Apanya rindu?" Tanyaku, " sudah kubilang jangan nambah masalah dengan balas dendam konyolmu itu, agak lain otakmu itu"


Ia terkekeh mendengar ocehanku macam mesin rusak. " Aku benar benar rindu saat kita semasa SMP"


Kemarahanku tak ia hiraukan.


" Apa kita bisa mengulang hal itu??" Ucapnya.


Aku tak ingin membahas dendam konyolnya, " entahlah"


" Kak Ness, bagaimana kamu melihatku?" Ia melontarkan pertanyaan cukup aneh, lebih tepatnya membingungkan untuk kujawab.


Aku hanya bisa menghela nafas mencari perumpamaan yang pas.


" Maksudnya untuk saat ini" imbuhnya.


" Kau itu lebih dewasa dari yang kukira" jawabku setelah ia memberi petunjuk untuk bisa kujawab dengan mudah pertanyaan konyolnya itu.

Masih kutatap wajahnya itu," ya... Kau dewasa, seolah kau sudah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Kau sudah siapkan semua yang harus kau lakukan. Aku senang kau seperti ini"


" Iya?" Mamed tersenyum, senyum tulus darinya kulihat langsung dengan mata kepalaku sendiri.


Aku hanya tersenyum dan mengangguk untuknya. Aku akan kehilanganmu, aku hanya ingin beradaptasi kembali. Aku harus bisa melangkah tanpamu.





*******






Jarak tercipta setelah perbincangan semalam. Malam yang cukup konyol, lebih tepatnya hari yang konyol. Bagaimana tidak, kemarin kami menghabiskan hari hanya dengan berdiam diri menunggu kiamat yang sudah diramalkan oleh suku Maya. Hingga malam pun tiba dan tak terjadi apa-apa.


Lihat selengkapnya