Kereta baru saja berangkat, tapi aku sudah kangen pada Mamed. Ada hal yang harus aku lakukan dan kembali ke Surabaya. Ternyata menjalani profesi seperti ini membutuhkan kerja keras ekstra.
Tetapi sisi baiknya, Mamed mendapatkan pekerjaan lebih layak. Aku cukup khawatir jika ia kembali menjadi mekanik yang bisa memperlambat penyembuhan secara total. Mamed sudah pergi menuju Jakarta, ia mendapatkan pekerjaan dari sahabat mendiang istrinya. Apa itu?? Aku tak tahu dan tak mau tahu.
" Gimana??" Tanya Diana saat aku baru sampai.
" Apanya gimana??" Aku tanya balik.
" Hubungan kalian"
" Entahlah" jawabku, " aku belum kembali berpikir sejauh itu"
" Dia sudah jadi duda lho"
" Aku tahu, sudah setahun berlalu tapi dia masih sedih"
Diana mengambil camilan didepannya, " aku tahu itu, gak mudah untuk buka hati"
Mulai terpikirkan dalam benakku, Mamed sudah sangat berbeda... Seperti bukan yang aku kenal seumur hidupku. Paling mencolok dari perubahannya ialah sorot mata indahnya, kini mata itu penuh dengan kesedihan mendalam.
*******