Mau tak mau aku harus melepasnya untuk kembali bekerja. Sedih? Tak perlu dipertegas!. Tetapi Mamed memberi hadiah ulang tahun untukku walaupun jatuhnya terlambat. Dan sebentar lagi ialah ulang tahunnya, bingung melanda karena apa yang akan kuberi sebagai hadiah. Karena bingung yang tak berkesudahan, aku malah tak memberi hadiah ulang tahun untuknya bahkan ucapan selamat saja tidak.
Tapi tak lama setelah ulang tahunnya, ia malah pulang. Ada pertengkaran antara keluarganya yang membuat ia pulang tetapi menjauh dari semua orang. Ia kembali ke bengkel dan tak ingin berkontak dengan siapapun kecuali aku. Senangnya aku menjadi primadona di hatinya itu.
" Sekarang kau tinggal dimana?" Tanyaku saat aku menjumpainya duduk termenung di kursi minimarket.
" Disana" jawabnya dengan menunjuk arah di dekat rumah sakit.
Entah bisikan setan macam apa saat aku meminta untuk tinggal bersama. Ada misi terselubung untuk mengetahui pertikaian macam yang ia alami sekaligus mengamankan Mamed dari godaan sesat Renatta!!.
Haha!.
Di rumah kecil ini kami bersama! Dan sayangnya hanya ada 1 kamar tidur. Mamed ingin tidur di sofa, tapi aku enggan ia demikian. Apalagi ia adalah tuan rumah kecil ini. Kami berbagi kasur! Tak ada apa-apa diantara kami, apalagi aku mengenal betul siapa Mamed. Dan aku sudah percaya padanya.
*****
" Aku ambil kost" ucapku saat makan malam.
" Dimana??" Tanya papa.
" Dekat rumah sakit" jawabku, " terlalu capek kalau aku pulang malam, apalagi kalau ada panggilan mendadak"
" Berapa sebulannya?"
" Murah kok pa" jawabku.
" Campur atau khusus?" Tanya Mama.