Kabar segera tersebar Mamed diamankan di kantor polisi sebab ia menghancurkan sebuah karaoke. Ia menghajar Mike dan teman-temannya tanpa ampun.
" Apa lagi yang kau lakukan?" Tanya Mbak Vana.
" Gak ada" jawabku.
" Kenapa bisa pacarmu itu masuk kantor polisi?"
" Aku gak mau tahu mbak" segera aku masuk kamar untuk menenangkan diri.
Dan dikeesokan harinya Mamed kembali digelandangan menuju kantor polisi, lagi!. Ia masih berani mencoba membunuh Mike. Tapi untungnya Mike berhasil diselamatkan tanpa luka berarti. Mau tak mau aku menjemputnya, dan yang ia lakukan adalah menghantamkan borgol itu supaya lepas.
" Jangan tanya apapun, tolong tenangkan bocah ini entah siapapun namamu! Atau kau yang tak akan kubuat tenang!" Ucap sahabat mendiang istri Mamed.
" Maaf" ucapku.
Aku membawanya pulang, sengaja aku besarkan volume tape agar tak terjadi perbincangan. Tapi ia mematikan tape itu.
" Please, jangan seperti ini"
" Apa maksudnya??!!" Tanya Mamed tersinggung.
" Jangan buat dirimu selalu dalam masalah" ucapku masih fokus pada jalur.
" Kau yang buat aku selalu bikin masalah"
Aku menghela nafas dan cukup lama kami terdiam. " Aku kesepian Kak Ness, tolong hadirlah kembali dihidup ku" ujarnya.
" Kenapa gak cari perempuan lain yang, yang... gak akan menyakitimu?"
" Sudah kubilang, karena aku cinta kamu Kak Ness, AKU CINTA KAMU"
Alasan menyedihkan itu masih saja ia lontarkan dari mulut sampahnya. Sesampainya di rumah barunya aku hanya diam dan Mamed juga. Kami sama-sama membisu dan karena gerah, aku buka pintu untuknya dan menendangnya keluar dari mobilku.
*******
" Rissa, apa sebenarnya maumu itu?" Tanya Mike.
" Aku gak tahu!" Jawabku.