Sialan lu Med!!

Firmansyah Slamet
Chapter #77

Part 63




Aku hanya bisa menangisi kebodohanku. Bagaimana tidak, Mamed yang menjagaku dari awal hingga saat ini malah pergi karena keputusan konyol yang aku buat.


" Kenapa?"


" Mamed pria yang baik, bahagianya ada padamu... Dia taruh kebahagiaan di tanganmu dan kau memilih membuangnya?" ucap Mbak Vana, " kau sudah hancurkan hidupnya untuk kesekian kalinya "


" Aku tahu itu mbak, dia pria yang baik... Tapi kenapa aku malah mengusirnya? Dia selalu ada untukku, dia selalu berbagi kebahagiaan denganku" rasa sedihku tak mau pergi, " dan sekarang aku malah menyesali keputusanku! Kenapa aku ini??"


" Ya... Betul"


" Aku tanya Mbak..." Ucapku menegaskan bahwa aku bertanya pada Mbak Vana.


" Ok..."


" Jadi??"


" Aku juga lagi mikir" jawab Mbak Vana.


Air mataku rasanya sudah kering, pandanganku terpaku pada sebuah jas biru. Harusnya jas itu menjadi milik Mamed saat pernikahannya denganku suatu saat nanti, tetapi jas itu berubah fungsi menjadi pakaian biasa. Mbak Vana berencana memberinya jas ini agar senada dengan warna pakaian keluargaku nanti.


" Mau kau apakan setelan jas itu?" Tanya Mbak Vana.


" Aku mau simpan saja"


" Pernikahanmu sudah dekat" kata mbak Vana


" Setidaknya masih ada waktu untuk jahit lagi, aku ingin menyimpannya... Aku ingin memiliki ini seumur hidupku" kataku memeluk jas ini.






******




" Kau masih gak mau bicara baik-baik?" Tanya Mbak Vana menuangkan air dalam gelas, " dia baru saja pulang dari Australia" lalu Mbak Vana meneguk air.


" Aku takut Mbak" jawabku.


" Maksudnya?"


" Aku gak bisa bicara baik dihadapannya, sebaliknya... Mamed bisa bicara baik didepanku" ucapku berbanding terbalik dengan yang aku alami, " terlalu baik bahkan"


" Lusa pernikahan mu, kau mau bicara kapan?"

Lihat selengkapnya