" Gak nyangka"
" Apanya?" Tanyaku.
" Gak nyangka kau jadi istriku, padahal kau dulu pacaran dengan Mamed sekitar entah... 15 tahun, mungkin" ucap Mike.
Aku hanya bisa menghela napas.
" Sekarang kau menyesal??"
" Tentu saja, harusnya aku bahagia untuk hari ini dan seterusnya... Tapi, nasi sudah jadi bubur"
Mike terkekeh, " tinggal kau tambah suwiran ayam, sayur dan krupuk"
Aku hanya memandangi langit malam, penyesalan akan selalu menghantuiku seumur hidup.
" Tolong jawab dengan jujur, apa yang membuatmu meninggalkan Mamed?" Tanya Mike.
" Aku..." Rasa gelisah menyerang tiba-tiba, " aku cuma berpikir kalau Mamed akan menderita bersamaku"
" Ternyata tidak demikian" Mike hanya tertawa mendengar penjelasanku" Kukira kau pintar, malah sebaliknya "
" Aku tahu kalau aku memang bodoh"
Mike beranjak.
" Mau kemana?" Tanyaku.
" Pulang, kau kira aku menikah denganmu untuk apa selain uang?" Jawab Mike tanpa rasa sungkan, " kau sudah tahu nomor rekeningku, jangan lupa kirim untuk bulan ini"
Kini aku sendiri di sini, memang aku menjanjikan uang untuk Mike. Dia memang butuh uang untuk bertahan hidup dan membuang harga dirinya sebagai lelaki. Lelaki? Ia kembali tersesat dalam dunia tak bermoral dengan penyimpangan seksualnya.
Kebodohan tiada duanya untuk diriku. Entah bagaimana caraku bisa berpikir konyol semacam ini. Dan aku tak tahu seberapa kuat bisa menjalani hidup yang kupilih. Apa aku harus menyesali ini semua? Tentu saja, tidak ada alasan untuk tidak menyesal. Hanya ada sesal dalam pikiranku saat ini. Dan kini aku harus membuang rasa malu dalam diriku untuk mengejar kembali Mamed sebelum semua terlambat.
*******
" Eh Cici, ada masalah apa mobilnya?" Tanya tangan kanan Mamed.
" Jangan panggil aku begitu, aku bukan Chinese... Panggilkan saja bosmu itu, mesin mobilku gak normal"
" Ok, siap mbak" ucapnya.
Bocah baru lulus SMA itu menjadi tangan kanan Mamed, entah apa penilaian Mamed hingga bisa sedemikian percaya padanya. Tapi itu bukan urusanku, biarlah sudah. Terlihat Mamed berdebat dengan tangan kanannya itu hingga akhirnya Mamed turun tangan.
Ia memeriksa seluruh kondisi mobilku tanpa ingin membuka obrolan.
" Aku gak dibayar untuk ngobrol denganmu" jawab Mamed saat aku mencoba mengajaknya berbicara.