Belum jauh mereka meninggalkan jejak tersebut, tiba-tiba langkah Sialang kembali terhenti, lalu segera mengambil langkah mundur tanpa berbalik badan. Sedangkan Jarai yang badannya sedikit besar harus terjatuh dengan ekspresi ketakutan. Begitu pun Jelikat, Garanca dan Sema. Wajah ketiganya tampak pasi dan langsung berlari untuk berlindung dibalik tubuh orang tuanya.
“Mau apa kalian ke sini?” tanya Pak Karib dengan kujur terhunus. Mereka berusaha menenangkan, namun Pak Karib menolak mundur ke belakang.
Dalam hati sebenarnya Andre sangat senang, karena perjalanan jauh mereka mendapat titik terang. Ya titik terang itu bisa bertemu dengan orang rimba yang sepanjang jalan tadi satu pun tidak tampak dari mereka. Kali ini wajah mereka tampak sumringah, bukan karena baru selamat dari ancaman babi liar yang mengancam, tapi karena misi mereka untuk bertemu dengan orang rimba rombong tidar, sudah didepan mata.
“Maaf, Pak. Kami tidak bermaksud berniat jahat. Kami dari pihak konservasi hutan ingin menawarkan bantuan dan kerja sama kepada komunitas, Bapak,” ujar Andre sedikit ramah, laki-laki berkacamata dengan atribut lengkap layaknya orang sedang melakukan pendakian, mendekati Geri yang masih mematung di depan mereka.
Sedangkan Ferdi, Nurul dan Mega baru berhasil menyusul mereka. Ketiganya juga menampilkan ekspresi yang sama dengan Geri, agak ketakutan. Sebenarnya jauh sebelum mereka memutuskan terjun ke dalam rimba tersebut, pendahulunya juga sudah pernah bertemu dengan rombong Pak Karib. Dan memang dikenal, ketat menerima tamu dari luar hutan mereka. Sedangkan Andre dan teman-temannya, meski bukan pertama dan hal baru lagi, tapi misi menemui rombong tidar ini sungguh berbeda dari pertemuan mereka sebelumnya dengan warga rimba lainnya.
Tapi bagi anak-anak Pak Karib dan orang tua lainnya, jelas sangat baru dan tak terbiasa setelah akses masuk orang terang di cekal oleh mereka. Dan sangat wajar di mata Sialang dan teman-temannya sosok Andre dan teman-temannya sangat berbeda. Semuanya tampak terawat dengan kulit putih bersih dan memilikki aroma tubuh yang wangi. Jelas kondisi mereka bertolak belakang dengan asumsi sekumpulan anak rimba yang mengisyaratkan, jika mereka bukan penduduk asli dari orang rimba dan bahkan melebihi cerminan dari orang terang yang selama ini di ceritakan oleh orang tua mereka.