Sebenarnya Hani selama ini tinggal sendirian, bukan bermaksud ingin jadi anak yang tidak berbakti, tapi Hani tak kuasa jika terus-menerus ditanya kapan nikah, mana calonnya? Anak ibu A, sudah punya anak 2 loh, anak ibu si B sudah punya anak 3 loh, dan lain sebagainya.
Bahkan dari tetangga, dan teman arisan ibunya, tak ketinggalan juga, teman ayahnya yang menawarkan anak laki-laki mereka untuk di jodohkan dengan Hani.
Secara wajah, Hani cantik, meskipun cantik relatif, dengan postur tubuh tinggi dan kurus, jadi ketika Hani berjalan di gang komplek perumahan orang tuanya, seakan-akan Hani sedang berjalan di catwalk, karena memang seperti itulah postur tubuhnya, idaman para desainer, tapi bahan omelan ibunya dan Naura tentunya, yang meminta Hani untuk menambah berat badannya, agar tidak terlihat lebih berisi.
Tapi banyak hal yang sudah Hani lakukan demi tubuh yang ibunya dan Naura inginkan, tetap saja, balik lagi, Hani memang tipe badan yang sudah gemuk, bahkan Naura sempat berkelakar, akan aku bagi lemak yang ada pada tubuhku untuk mu, seandainya bisa, tapi menurut Hani, selama dan baik-baik saja dengan bentuk tubuhnya, jadi terima saja saran dan kritik dari orang, karena itu tandanya masih ada yang peduli.
***
"Hani, sudah bekerja, dia punya usaha sendiri, butik pakaian, yang sebagian ia desain sendiri, kadang terima pesanan kebaya, kadang juga gaun pengantin, semua dia coba, sambil belajar katanya dan tinggalnya memang nggak sama kami, dia mau mandiri katanya, tapi dia sering kesini kok, kalau kebetulan nggak sibuk."
Samar-samar Hani mendengar obrolan orang yang ada di ruang tamu, tepat baru beberapa langkah kakinya jejak di teras rumah orang tuanya dan jelas, menurut Hani kedatangan orang-orang yang ada di rumah orangtuanya tersebut, tidak lain tidak bukan, pasti soal perjodohan.
"Banyak rasanya yang jomblo diluar sana, kenapa datangnya justru ke sini," gumam Hani.
Berniat untuk pulang, apes Hani bertemu dengan anak kecil yang justru memanggil namanya dengan keras, dan tidak lupa menagih uang jajan.
"Dasar bocah, emaknya bukan, minta jajan setiap ketemu, kan jadi ketahuan," gumam Hani sembari mengeluarkan uang dua ribuan, karena anak kecil tersebut tidak akan menerima uang dengan nominal lain.
"Sudah dibilang jangan dibiasakan di kasih uang, bukan untuk beli makanan, untuk topup game pasti, mending dibelikan jajanan, sudah jelas nanti di makan," ujar Kinar teman baik Hani, waktu masih tinggal bersama orangtuanya, keduanya bahkan di juluki kembar, karena kesamaan wajah, dan terlebih lagi, kerap menggunakan pakaian dengan model yang sama, hanya beda warna, banyak hal yang membuat keduanya, selalu tampil sama.
Tapi, janji mereka yang sempat ingin barengan menikah, tidak bisa terealisasi, dan yang menjadi pembeda dari mereka sekarang, Kinar sudah dikaruniai dua anak kembar, dan anak yang meminta jajan tersebut salah satunya adalah anak Kinar, sementara Hani, masih setia dengan status single.
"Anak mu itu loh, kan ketahuan jadinya," Sungut Hani sembari masuk ke rumah orangtuanya, sementara Kinar hanya melambaikan tangannya sembari mengacungkan jempolnya.