SIAPA TAKUT KEPEPET POLWAN

Gie_aja
Chapter #1

PANDANGAN PERTAMA BIASA AJA

“Heh!” seru seorang perempuan cantik ketika ada laki-laki yang sengaja menyenggolnya dari samping. Si laki-laki nampak cuek dan meneruskan langkahnya mendahului si perempuan.

 

Selang tiga puluh detik kemudian barulah si perempuan sadar jika ia sudah kecopetan. Gelang di tangan kiri dan juga kalung yang melingkar di lehernya sudah hilang.

 

“Heh …!” seru perempuan itu lagi semakin keras, “Berhenti kamu,” lanjutnya lagi, lalu mengejar si laki-laki yang dicurigainya copet.

 

“Waduh ketahuan,” kata laki-laki dalam hatinya ketika sadar jika perempuan yang baru saja dicopetnya sedang mengikutinya, lalu ia mempercepat langkahnya menjadi lari, begitu juga dengan si perempuan.

 

Suasana siang di pusat kota sedang ramai, namun sepertinya si perempuan tak mau mengundang orang banyak untuk rusuh mengejar copet. Ada sesuatu yang disembunyikan perempuan itu, sepertinya ia sengaja memancing si copet supaya ia bisa menangkapnya.

 

“Kenapa itu perempuan nggak teriak copet?” tanya heran si laki-laki copet dalam hatinya, “Jangan-jangan dia polisi,” lanjutnya lagi was-was.

 

Si laki-laki copet itu namanya Dito, seorang pemuda desa yang sengaja merantau ke kota untuk masa depan yang indah dan hidup yang lebih baik, namun situasi yang tak memungkinkan membuatnya harus berkecimpung dalam dunia copet-mencopet demi memenuhi kebutuhan makan tiap hari, bayar uang kost tiap bulan serta kebutuhan harian lain.

 

“Pokoknya gue nggak boleh ketangkap polisi. Bisa berabe nanti urusannya,” kata hati Dito kembali bergumul sambil mempercepat larinya.

 

Dalam usaha pengejarannya, kedua mata si perempuan nampak tajam memperhatikan langkah larinya Dito. “Berhenti kamu!” seru si perempuan itu lagi, sehingga membuat jantung Dito semakin berdetak kencang ketakutan.

 

Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka sudah sampai di area taman yang cukup sepi dan lengang. Dito sembunyi di balik rindangnya pepohonan dan hatinya merasa aman, namun si perempuan berhasil menemukan Dito dari bayangannya Dito yang nongol menampakan diri.

 

Dito kembali berlari dengan sekuat tenaga.

 

“Heh … Jangan lari kamu!” seru perempuan itu, namun Dito tak perduli, lalu kabur lagi. Perempuan itu tak pernah jera mengejar Dito, sampai akhirnya Dito terpaksa harus menghentikan langkah larinya, ketika si perempuan mengancamnya dengan suara nyaring, “Polisi!” Dito sempat kaget mendengar seruan si perempuan itu, lalu ia mulai mengancam Dito, “Kamu mau berhenti, atau saya tembak!”

 

Dito sempat melihat kebelakangnya, tepat kearah si perempuan tadi yang kini sedang memegang pistol dalam posisi siap tembak. Tebakan Dito ternyata benar, si perempuan itu seorang polwan.

 

“Tuh kan bener feeling gue. Ntuh perempuan emang polisi,” kata Dito masih bicara dalam hatinya, tapi kali ini dengan nada takut. Namun Dito berusaha tak peduli dan semakin mempercepat larinya menjauhi si perempuan itu. Isi fikirannya Dito saat itu pokoknya jangan sampai dirinya ketangkap polisi.

 

Dorrr … terdengar bunyi tembakan mbak polwan itu yang sengaja diarahkan ke langit, tapi tetap saja bikin Dito dan semua orang yang ada di area taman itu kaget luar biasa.

Lihat selengkapnya