Dito meneruskan bicaranya di ujung telfon, “Lepasin sahabat saya Lukman, atau…”
Sita membalas Dito dengan menyela ucapan Dito, “Nggak ada atau-atau, kamu menyerahkan diri ke kantor polisi ketemu saya, atau saya akan buru kamu sampai kamu tertangkap dan akan menerima hukuman berat. Pilihan terserah kamu sekarang.”
“Nggak usah pake ancaman gitu, mbak.”
“Saya nggak ngancam kamu.”
“Tapi saya merasa terancam.”
“Itu urusanmu.”
“Kalo begitu nggak deal?”
“Nggak,” jawab tegas sang komandan, “Saya nggak mungkin mau deal-dealan sama copet rendahan seperti kamu. faham!”
“Oke kalo begitu. Mulai detik ini karena kamu sudah membunyikan genderang perang. Kita perang!” seru Dito yang sebenarnya takut, tapi berusaha memberanikan diri.
“Oke.” balas Sita singkat saja, “Namamu siapa?”
“Ngapain pengen tau nama saya?”
“Saya nggak mungkin dong perang sama orang yang tidak saya kenal. Setidaknya kamu sebutin aja nama kamu. Beres.”
“Nama saya …” balas Dito sempat mikir nama panggilan siapa supaya terdengar menakutkan, “Ehemmm panggil aja saya … Ehmmm nama saya… The King.”
Sita sempat terpaku menanggapinya, lalu Dito meneruskan ucapannya barusan, “Tapi kamu boleh panggil saya Dito. Nggak masalah kok, santai aja.”
“Kamu tau siapa The King?” tanya Sita terdengar penasaran.
“The King ya saya. Gimana sih … Tadi kan saya udah bilang saya The King, atau kamu bisa panggil aja saya Dito,” jawab Dito terkesan kesal.
“Oh oke Dito,” balas Sita singkat, lalu setelah merasa yakin dengan apa yang difikirkannya Sita mulai melanjutkan omongannya, “Kamu pasti sekarang ada di Jalan Cemara, kan? Nggak jauh dari rumah saya. Iya kan?”
Dito kaget, “lho kok dia tau?” tanya Dito dalam hatinya, panik.
“Saya nggak jauh di belakang kamu,” kata Sita lagi, sehingga membuat Dito semakin panik, lalu celingukan mencari keberadaan Sita.
“Emangnya kamu berdiri di mana?” tanya Dito lagi, makin panik.
“Kalo saya kasih tau, bukan kejutan namanya,” jawab Sita berusaha menahan tawanya.
Dito jadinya semakin panik sendiri, lalu segera mengakhiri panggilan telfonnya.
Sita melepaskan tawanya menanggapi aksinya Dito yang menurutnya sangat lucu dan sedikit menghibur hari-hari penatnya kemarin, “Lucu tuh orang. Jadi penasaran pengen kenal ntuh copet,” kata Sita dalam hatinya.