"Ayah dan Kak Agnes sudah berangkat tadi siang mengawal kereta."
Rayearth Silverwing menatap wajah adiknya yang paling kecil itu. Wajah itu tampak penuh dengan luka memar. Sepintar apapun Raphael mencoba menutupinya, Rayearth yang sedikit banyak sudah pernah merasakan pertempuran sebenarnya, tidak akan mudah dibohongi. Ia paham bahwa adiknya itu pasti baru saja mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan. Dan walaupun Raphael tidak pernah mau berbicara terus terang tentang siapa yang dengan senang hati telah meluangkan waktunya untuk mendidik adiknya itu, sedikit banyak ia masih tetap menerima laporan dari orang-orang kepercayaannya yang sengaja ia tugaskan untuk mengawasi Raphael.
Mudah saja baginya jika ia ingin memberi pelajaran tambahan bagi mereka yang memperlakukan Raphael sebegitu baiknya. Akan tetapi ayahnya sendiri sudah memberikan perkataan yang tegas kepada mereka berempat selaku saudara tua Raphael untuk tidak memberikan pertolongan, apapun yang terjadi pada anak itu. Ayahnya tidak ingin anak-anaknya tumbuh besar menjadi manusia-manusia yang lemah. Yang hanya bisa berteriak kencang karena tau ada kekuatan besar yang siap menolong di belakang. Klan Silverwing bukanlah tempat untuk orang-orang seperti itu. Semua anggota klan harus bisa mengatasi permasalahan mereka sendiri. Selama permasalahan itu tidak menyangkut kelangsungan hidup Klan, ayahnya beserta pejabat-pejabat tinggi tidak akan ikut campur.
Rayearth paham watak ayahnya yang keras dalam mendidik. Ia mengerti betul akan hal ini. Ayahnya tidak akan pandang bulu dalam memberikan hukuman bagi siapa saja yang bersalah. Terlepas apakah dia seorang anggota biasa atau anggota inti seperti dirinya. Setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendapatkan sangsi. Ketegasan ayahnya dalam mendidik inilah yang menyebabkan ia dan saudara-saudaranya yang lain menjadi pribadi-pribadi bermental kuat.
Tapi itu semua tak bisa di terapkan terhadap adik bungsunya ini. Raphael sedari kecil sudah menunjukan tingkat kemampuan pengolahan mana yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan mereka bersaudara saat di usia yang sama.
Agnes Silverwing, yang paling tua, sudah mampu menguasai dasar-dasar magic tiga elemen sekaligus: angin, api dan air saat usianya baru beranjak tujuh tahun. Ia kemudian menjadi lulusan terbaik di Akademi Magic Holywand berkat kemampuan tempur dan strategi perangnya yang menakjubkan. Tawaran untuk menjadi seorang perwira saat itu langsung datang dari Kota Pusat namun di tolak oleh Agnes. Ia lebih memilih untuk membantu Klan Silverwing di dalam pengawalan material tambang. Sekarang Agnes menjadi tangan kanan ayahnya dan ditunjuk sebagai Komandan Utama Silverwing.
Claire Silverwing, putri kedua, terlahir dengan kesempurnaan wajah. Sedari kecil Claire sudah menjadi kesayangan semua orang di Klan Silverwing. Ketika beranjak remaja, banyak para pejabat Kota Timur yang ingin mengambil Claire menjadi menantu mereka. Namun semuanya harus pulang dengan kecewa karena mendapatkan penolakan. Entah itu secara halus maupun yang kurang halus. Kemampuan Claire sendiri cukup tinggi dalam bertempur walau tak bisa dibandingkan dengan Agnes kakaknya. Akan tetapi, yang membuat Claire terkenal adalah kemampuan magic penyembuhannya. Perannya sebagai single support baik saat pertempuran maupun di dalam pengawalan sudah tak perlu diragukan lagi. Hanya mereka yang tak mampu berfikir jernih yang akan mencari masalah dengan Claire.
Saudara ke tiga, Tirgon Silverwing, termasuk tipe yang lebih banyak menggunakan ototnya daripada otak di kepala. Prinsipnya hanya satu. Jika kau kuat, tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Tirgon kurang mahir dalam mengolah mana di tubuhnya yang merupakan suatu proses yang rumit dan butuh kesabaran. Hal membosankan seperti itu jelas bukan hal yang ia senangi. Untuk menutupi kekurangan yang ia miliki, ia berlatih keras menempa fisiknya terus-menerus. Kemampuan bela diri Tirgon dan ketahanan fisiknya mendapat pujian langsung dari sang ayah. Hal ini membuat ia semakin gila dalam berlatih karena tak ingin mengecewakan sang ayah. Saat ini, ia mendapat kedudukan sebagai Komandan Tempur Silverwing yang bertugas membina para prajurit klan. Tak jarang ia juga ikut serta dalam pengawalan saat dirinya bosan tinggal di dalam klan.
Rayearth sendiri terlahir sebagai seorang anak yang memiliki kemampuan tak begitu tinggi. Namun kecerdasan otak dan kecepatannya berfikir dalam menemukan solusi suatu permasalahan menjadikan dirinya sekarang sebagai seorang Penasehat Utama Silverwing. Tak jarang keputusan-keputusan penting klan seluruhnya diserahkan kepada dirinya. Kebijaksanaan dan kedewasaan dirinya dalam menghadapi berbagai permasalahan sudah sering di uji. Banyak orang bahkan mengatakan jika kemampuan Rayearth bisa disejajarkan dengan para penasehat Kota Utama yang usianya jauh lebih tua.
Keberadaan empat saudara ini membuat kedudukan Klan Silverwing kuat dan kokoh sebagai klan pemimpin dari Klan Silver. Belum lagi keberadaan para tetua dan pejabat tinggi Silverwing yang tak bisa di pandang sebelah mata. Walaupun tak ada yang bisa membuktikan seberapa tinggi kemampuan mereka, namun untuk bisa menjadi seorang pejabat tinggi di dalam Klan Silverwing, orang tersebut harus berada pada rank Adept Lv 4.
"Kapan mereka akan kembali, Kak?"