LUCIA
"Hari ini jadi ikut jualan Cia?"tanya Maulina.
"Jadilah! Datanglah, kan banyak juga makanan,"jawabku yang mengajak anak sekelas untuk datang.
"Aku juga jualan loh,"kata Sasa yang tiba-tiba datang.
"Ntah kenapa dia muncul,"kataku kaget.
"Aku juga muncul,"sorak Metha yang membuat rasanya ingin dilempar meja karena suaranya terlalu keras.
"Banyak yang selalu nyasar kekelas ini. Kelas kita kayak sarang aja deh,"kata Kennedy.
"Baru aja dua manusia yang datang, udah dibilang sarang,"protes Cikka.
"Tuh udah ada yang mau datang lagi. Busyet ini kelas apa sarang orang arisan,"kata Kennedy.
"Lucia. Cepat berberes,"sorak Simon sepupuku.
"Berisik Simon,"sorakku yang membalas.
"Sepupu kok ndak pernah akur dah,"kata Cikka.
"Akur sama dia itu merupakan mimpi buruk. Yaudah aku duluan, daripada singa mengamuk,"kataku yang keluar menggendong tas ranselku.
"Dasar dibilang Singa pula aku ya,"kata Simon yang mengepit lenganku.
"Bhay kawan-kawan. Ketemu nanti sore,"kataku yang melambai pergi.
"Emang sore mau ngapain?"tanya Simon.
"Mau galang dana loh. Kan dirimu juga ikutan,"jawabku.
"Aku melupakan acara galang dana,"kata Simon.
"Hayoloh, pasti ada yang lupa dikerjakan,"kataku.
"Ini bener-bener ada yang kelupaan Ya. Aku lupa beli es batu buat minuman nanti,"kata Simon yang langsung membuka ponselnya.
"Urus dulu sana. Ntar aku cari tebengan aja sama anak sekelas,"kataku.
"Really?"tanyanya.
"Beneran bocah. Sana pergi,"jawabku yang menaikkan sebelah alisku.
"Thanks a lot Beb, love you muah,"kata Simon dengan dramatisnya.
"Jijay busyet dibilang gitu Mon,"kataku.
"Hehehe! Bener-bener makasih. Kubawain es krim biasa ya,"kata Simon yang langsung berlarian menuruni tangga.
"Dasar bocah,"kataku yang berjalan kembali kedalam kelas.
"Kenapa balik Ya,"sorak semuanya yang kaget.
"Ada yang bisa kutebeng pulang?"tanyaku.
"Simon meninggalkanmu lagi? Kasihan adikku ini,"kata Metha yang menepuk kepalaku.
"Dia lupa kalau dia juga galang dana, jadi dia mau ngurus sesuatu dulu. Jadi ada yang bisa kutebeng?"tanyaku.
"Ikut Ken aja,"kata Maulina.
"Ken lagi ken lagi. Minta di lempar keluar jendela dia,"kata Kennedy.
"Kasihan bocah tengil ini ndak balik rumah oi,"sorak Sasa.
"Tuh ikut Dinan aja,"kata Kennedy yang menunjuk Ferdinan yang baru berjalan masuk kelas.
"Apaan Dinan hah?"tanya Ferdinan menaikkan alisnya sebelah. Yang langsung membuat satu badanku terpaku karena dia begitu manis.
"Cia gak ada tebengan pulang. Jadi suruh nebeng kau aja,"kata Kennedy dengan santainya.