Side By Side

Tania
Chapter #3

Bab 3

FERDINAN

"Bantuin dong Nan, kau nyebelin kali loh berdiri didepan, godain yang lewat, nggak mau kau bantuin ngurus minuman,"keluh Kennedy yang membuatku menutup mulutnya.

"Sumpah, kalau ada peniti, beneran ku peniti itu mulut ya Dy,"kataku yang membuat Kennedy mendorong tanganku dengan paksa.

"Lagian, bukannya bantu ngurusin minuman malah berdiri didepan, emang sih muka kau ganteng ya, tapi nggak kau lihat kawan kau dibelakang kesusahan,"oceh Kennedy yang nyaris membuatku menutup mulutnya lagi.

"Kalau bukan karna Cia disebelah kau ya, ku peniti beneran loh ya itu mulut. Sinilah kubantu, daripada ngoceh sana sini,"kataku yang menyadari Lucia menatap kearahku.

"Ini bawa ke mobil, julurkan tangan kau lah. Nah ini juga, ini juga,"kata Kennedy yang menumpuk dua box dilenganku.

"Kau beneran ya Dy, nggak kelihatan lah ini jalan kalau kau tumpuk kayak gini,"kataku yang susah melihat Kennedy didepanku.

"Siapa itu yang bawa box dua gitu, jahat sekali dirimu Ken,"kata Metha yang menggeleng-geleng kepala.

"Emang si Ken, selalu aja susahin orang-orang, kasian pula ini orang,"kata Lucia yang mengambil satu box yang paling atas dan membuat kami saling bertatapan.

Deg! Kami bertatapan beberapa detik sebelum Lucia langsung mengalihkan pandangannya. Rasanya ingin kuhentikan waktu beberapa menit saja, agar bisa melihatnya dari dekat lebih lama lagi. Aku tau pikiran tersebut membuatku seperti orang yang jahat, tapi hanya itu yang bisa kuharapkan.

"Mau dibawa kemana ini Ken?"tanya Lucia.

"Mobilku,"jawab Kennedy mengambil kunci mobilnya dan memberikannya padaku.

"Emang jahat kau Ken, anak orang selalu dijahatin,"kata Metha yang menaikkan alisnya dan menatapku dengan penuh arti.

"Nggak perlu kau tatap aku kayak gitu ya, tusuk nih pakai kunci,"kataku yang memegang kunci disatu tangan.

"Ribet ya kalian ya, sana pergi ke mobil,"kata Kennedy mendorongku dan Lucia pergi menjauh.

"Jahat emang Kennedy,"komentar Lucia akhirnya setelah beberapa saat dia hanya terdiam.

"Emang biasanya dia selalu begitu. Kuat bawanya?"tanyaku yang membuatnya menunduk tak melihat kearahku.

"Kuat kok, tak selemah itu lah aku,"katanya yang masih menunduk.

Aku melihatnya mengulumkan senyum dibalik rambutnya, coba aku bisa lebih berani, mungkin sekarang status kami sudah berubah. Tentu saja tidak perlu kucing-kucingan seperti sekarang ini lagi.

"Hm. Makasih coklatnya,"ujarku.

"Iya, sama-sama,"kata Lucia yang masih menunduk.

"Nanti aku kasih coklat lagi buat whiteday."kataku yang membuatnya menatapku tidak percaya.

"Gak usah repot-repot, aku emang selalu bagiin coklat buat orang-orang,"ujarnya sembari menunjuk mobil Kennedy.

"Ohya itu mobilnya Ken,"kataku yang langsung buru-buru berjalan kemobil dan langsung memasukkan semua box. "Duluan aja Cia, masih harus ngambil barang di mobilku."

"Oke deh,"kata Lucia yang berlari kecil menuju stand kami.

Aku hanya bisa menatap kepergiannya dalam diam. Jika suatu saat nanti aku sudah lebih berani, hanya berharap dia belum dimiliki orang lain. Hanya dapat berharap bahwa takdir kami akan bersama pada nantinya.

"Kau kenapa?"tanya Kennedy yang datang kearah mobilku.

"Gak kenapa-kenapa, lagi mau ngambil dompet buat jajan,"jawabku yang merogoh dompetku didalam tas sekolah.

"Cia datang-datang nyengir mulu abis bantuin bawa box, ngomong apaan emangnya?"tanya Kennedy lagi.

"Ya nggak banyak sih,"jawabku bingung.

Lihat selengkapnya