Sidney`s Dream

Mizan Publishing
Chapter #3

Pencemar

Hoaaahm …! Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Waktu menunjukkan masih pukul enam kurang beberapa menit.

Sreeet …! Aku membuka jendela kamarku. Sinar matahari pun menyinari kamar ini. Tampilan kamarku langsung membangkitkan semangat. Ugh …!

Namaku Shabrina Rahma. Panggil saja Abin. Aku murid kelas VI di sebuah sekolah dasar. Rambutku panjang sepunggung, tidak terlalu panjang, sih. Oh, iya, aku paling tidak suka mengenakan anting atau kalung. Hehehe …. Karena, aku ini anak yang tidak terlalu girly. Aku mempunyai dua orang kakak, yaitu Kak Fadhlan dan Kak Tami. Aku juga mempunyai seorang adik. Namanya Afra.

Aaah, aku mengantuk sekali. Aku bingung, nih. Aku mau tidur lagi atau mandi, ya? Tik …tok … tik … tok …! Aku mau mandi saja, deh.

Rencananya sehabis mandi, aku akan tidur lagi. Hehehe …. Tapi, mama sudah mengetuk pintu terlebih dahulu.

Toktoktok …! Aku pun segera membukanya.

“Sarapan! Jangan tidur melulu. Hei kamu, Putri Tidur!” ujar mama tiba-tiba.

Zzz ….

Yes … aku memang sangat suka hari libur. Ya, hari ini adalah hari pertama liburan. Kata papa, kami sekeluarga akan berlibur ke pantai pada liburan kali ini! Great!

Dari kemarin, aku sudah menyiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk liburan. Baju, komik, kamera, dan hal lainnya yang diperlukan sudah ada di dalam ranselku. Malahan, sekop untuk menggali pasir pun tersedia di ransel. Oh, ya, kami akan pergi ke pantai hari ini. Aku sudah tidak sabar!

Akhirnya, semua sudah siap. Barang-barang sudah dimasukkan ke dalam mobil. Kami pun berangkat dengan menaiki mobil. Mama dan papa duduk di depan. Aku, Kak Fadhlan, Kak Tami, serta Afra duduk berjajar di belakang. Uh … sempit!

Aku, Kak Fadhlan, dan Kak Tami saling menyayangi, tapi juga membenci. Hahaha …. Begitu pula dengan Afra.

Selama perjalanan, aku hanya membaca Breaking Dawn, Kak Fadhlan membaca novel Harry Potter and the Goblet of Fire, dan Kak Tami membaca Autumn in Paris. Berbeda dengan yang lainnya, Afra hanya membaca buku cerita Barbie and Twelve Dancing Princess. Ugh! Keluargaku memang sangat suka membaca buku. Tapi, tidak ada satu pun yang memakai kacamata, karena kami membaca buku dengan benar. Hehehe …. 

***

Ah! Akhirnya, kami sampai juga di pantai. Rasanya, waktu berlalu begitu cepat. Bahkan, cepat sekali! Aku memperhatikan ombak biru yang bergulung-gulung, daun pohon kelapa seakan melambai-lambai kepadaku. Selain itu, pasir yang lembut seakan sudah menyambut kedatanganku. Begitu indahnya ciptaan Allah!

Tapi sayang, pantai itu dihiasi dengan sampah yang mengotori pasirnya. Ya, walaupun sampah itu tidak banyak, tetap saja tidak enak dipandang. Seandainya tidak ada sampah di pasir, pasti makin indah saja pantai ini!

Uh, dasar mereka, Pencemar! Iri, ya, sampai mengotori pantai ini? geramku dalam hati.

Kami pun akan menginap di sebuah cottage. Cottage-nya nyaman sekali dan bernuansa laut. Ah, aku akan betah!

“Anak-Anak, ayo, pakai baju renang kalian! Hari ini, kita akan berenang sepuasnya,” ujar papa.

“Yeah!” ucapku, Kak Fadhlan, dan Afra bersamaan.

 

Set …! Aku berlari menuju laut yang biru. Dari tadi, aku tidak berhenti memuji-muji ciptaan Allah yang indah ini ….

Lihat selengkapnya