Yoga mengendarai sepeda motor RX King Cobra yang membonceng Dahlia.
Lampu sorot mengoyak kegelapan cuaca yang telah larut malam.
Keduanya mengenakan helm dan masing-masing pakai jaket kulit. Tetapi terpaan angin kencang tidak urung membuat keduanya kedinginan.
Breteng, teng, teng, teng ....
Yoga membawa lari kencang sehingga Dahlia mempererat pegangan kedua tangannya di pinggang pacarnya.
Mereka baru pulang dari nonton balapan motor komunitas RX King.
Jalan menurun dan banyak tikungan sehingga Yoga dapat melihat lampu sorot sebuah mobil berada di depan.
Sebentar kemudian Motor RX King milik Yoga berjalan di samping sebuah mobil Lykan Hypersport.
Pada saat itulah mereka segera menyadari mobil sport berwarna perak itu milik Bobby.
Di kota ini tidak ada yang memiliki mobil sedan sport yang mewah selain si Bobby. Celakanya mereka tidak akur dengan pemilik sedan mewah itu.
Setelah RX King berada di dekat mobil, sekarang suara knalpot sepeda motor mereka kalah berisik oleh suara mesin mobil sedan yang meraung-raung garang.
Detail berupa pahatan tegas di sekujur tubuh mobil bukan semata dibuat untuk tujuan estetika semata, tetapi juga untuk memperhatikan nilai aerodinamika kendaraan.
Jelas sekali mereka kalah total dalam segala hal dibandingkan sedan mewah itu. Tetapi pemilik mobil itu sering menggangu mereka.
Bobby menaruh hati kepada Dahlia, tetapi Dahlia sendiri tidak menyukai Bobby yang sombong.
Dia anak orang paling kaya di kota itu tetapi kelakuannya menyebalkan dan hobi bermabuk-mabukan bersama kelompoknya.
Sekarang Yoga menjadi canggung tapi tetap tenang dan waspada berjalan melewati mobil.
Yoga seringkali bertengkar dengan Bobby karena terang-terangan Bobby memperlihatkan tidak suka kepada Yoga yang dipilih oleh Dahlia dan bukan dirinya.
Dahlia tahu Bobby tulus mencintainya tetapi Dahlia lebih suka Yoga.
Tiba-tiba mobil Sedan Lykan Hypersport membanting ke sisi motor RX King berada.
Sontak Yoga menghindar lalu tancap gas meninggalkan mobil.
Pasangan itu segera menyadari si pengemudi telah melihat mereka
Sayang, mobil Lykan tenaga mesinnya jauh lebih besar sehingga mudah mengejar motor Yoga.
Dalam pengejaran suara decitan ban-ban mobil Lykan terdengar manakala melakukan manuver menyalip atau menghindar kendaraan yang datang lawan arah.
Tetapi hanya dalam sekejap bemper depan mobil si pemuda sombong menabrak ban belakang motor Yoga hingga membuat oleng. Beruntung Yoga mengantisipasi dan mempertahankan keseimbangan laju.
Sejak itu Yoga semakin tancap gas hingga terjadi kejar-kejaran lagi.
Orang-orang di sepanjang jalan tidak peduli dan lebih memperhatikan kegiatannya masing-masing.
Ketika berada di jalan yang lurus, mobil berhasil menyusul lalu tiba-tiba membanting ke kiri dan menabrak bagian samping motor.
"Brak!"
Tidak ayal motor tersentak sehingga Yoga kehilangan keseimbangan.
Lalu tanpa ampun motor RX King tersungkur lalu terguling.
Breteng teng, teng, teng ....
Rem tangan ditarik oleh Yoga tetapi gas masih tinggi sehingga sepeda motor oleng tidak terkendali lalu jatuh.
Yoga dan Dahlia jatuh di atas aspal jalan saling tindih.
Gubrak...!
Dalam keadaan mesin sepeda motor masih menyala, Yoga dan Dahlia bersusah payah menguasai diri. Tapi keduanya sulit bangun karena tubuhnya terasa sakit. Jadi mereka rebah saja di belakang sepeda motor.
Dahlia memegang telapak tangan kanannya yang sakit ketika tadi jatuh menopang tubuh.
Terasa basah dan sepertinya berdarah. Namun dia dan pacarnya masih beruntung karena mengenakan celana jins dan jaket kulit serta sepatu sehingga tidak ada luka lecet.