SIGOTAKA

Handi Yawan
Chapter #7

Tupai Melompat di Air

Setelah Pratama pulang dari mesjid shalat berjemaah ashar, mereka sekeluarga pergi ke Sukabumi untuk jalan-jalan.


Aldi yang mengemudikan Toyota Innova. Mobil ini inventaris yang diberikan perusahaan untuk Pratama.


Pratama juga tentu bisa nyetir, tetapi Aldi sudah dewasa dan punya SIM. Jadi Pratama mengijinkan Anak sulungnya yang bawa mobil.

Sementara Pratama duduk di sebelah Aldi dan Yulia dengan kedua anaknya yang lain duduk di jok tengah.


Di dalam perjalanan anak-anak gembira dan berceloteh sepanjang jalan sehingga menyenangkan.

Tujuan mereka sudah jelas hendak pergi ke Citimall.


Dari pelabuhan ratu ke Sukabumi ditempuh kurang lebih 1 jam lewat tol.

Ke luar dari tol, di depan mobil mereka sudah menemui kemacetan. Maklumlah ini akhir pekan.


Tetapi beruntung di jalan ramai lancar sehingga tidak lama mobil telah Aldi bawa ke basemen Citimall.

Setelah di parkir mereka tinggalkan mobil lalu naik lift ke lantai 2.


Di mall itu mereka benar-benar menikmati seolah-olah pelarian dari rasa bosan setiap hari berada di lingkungan pabrik.


Yulia tertarik oleh sebuah gerai yang memajang berbagai rupa tas tangan.

Aldi bersama Mamahnya memberikan saran tas mana yang sebaiknya dibeli.


Sementara Pratama berdiri sambil melipat kedua tangan di dada dan mengawasi dua anaknya yang bermain petak umpet di antara barang-barang jualan.


Tama melihat sepertinya Yulia jadi membeli sebuah tas.

Dia sempat melihat harga-harga tas itu rata-rata jutaan.

Mungkin istrinya punya tabungan dari gajinya sendiri?


Tidak lama Yulia datang sambil memamerkan tas baru kepada Suaminya.


"Ini dibeliin Aldi loh," ujar Yulia dengan senyum lebar.


Pratama ingat bila Aldi punya uang dari hasil main game.

Dan rupanya ibu dan anak memang sudah merencanakan membeli tas jauh-jauh hari.


"Pah, mau sepatu joging yang Papah incar," tawar Aldi. "Di toko sepatu itu ada loh."

Aldi menunjuk ke sebuah gerai.


Di dalam benaknya,Tama menghitung-hitung uang dulu.

Gajinya Rp. 8 jutaan ditambah gaji istrinya menjadi 13 jutaan cukup untuk kuliah dan sekolah anak-anaknya.

Meskipun dia tidak perlu bayar rumah, tidak perlu bayar listrik, tidak perlu beli air bersih. Tapi untuk beli sepatu joging bisa ditunda, toh sepatu lama masih layak pakai dan Tama juga perlu menabung untuk pendidikan anak-anaknya.

Lagipula sepatu itu mahal harganya, pake dollar lagi.


"Ayo dilihat dulu yuk," ajak Aldi. Semua berjalan mengekor Aldi pergi ke toko sepatu.


Tama belum memutuskan beli atau tidak, tapi untuk sekedar lihat-lihat okelah, pikirnya.


Tiba di depan toko sepatu, Aldi berdiri di depan etalase toko.

Tangannya menunjuk sepasang sepatu kepada Bapaknya.


"Aku yang bayar, Pah," ujar Aldi.


Lihat selengkapnya