SIGOTAKA

Handi Yawan
Chapter #12

Kerbau Berkubang Darah

Lalu bagaimana nasib Bobby sebagai keturunan terakhir dari keluarga Hartono?


Pada saat apartemennya disatroni pembunuh, Bobby seharusnya berada di kamarnya. Dan itu hasil pengamatan si pembunuh.


Tetapi pagi itu Bobby tidak tidur di kamarnya yang hangat, malah dia tidur di sebuah trotoar di depan apartemen tempat dia tinggal!


Telah beberapa hari ini Bobby menenggelamkan diri di apartemennya. Dia sibuk mengerjakan sebuah coding.


Demikian pula hari ini. Setelah terbangun siang-siang dia langsung memelototi laptopnya.


Di kamar tidur ada 2 meja belajar yang juga berfungsi sebagai meja kerja.


Selain sebuah laptop, ada TwinView Dock, printer, UPS dan barang-barang elektroniknya.

Kabel-kabel berseliweran. Colokan tumpuk menumpuk di beberapa terminal.


Ada stik, gaming headset dan consol game bahkan ada pula game controller


Memang kamar tidur di apartemen yang Bobby sewa cukup luas untuk menampung semua.


Berhari-hari mengurung diri banyak meninggalkan sisa-sisa kemasan-kemasan makanan cepat saji, sisa cemilan berserakan pula dan kaleng-kaleng minuman berserakan di atas meja kerjanya. Abu puntung rokok berhamburan. Bahkan puntung rokoknya memenuhi asbak.


Semua belum sempat diberesin saking sibuknya.


Tidak tahu di luar cuaca sudah gelap, Bobby masih mencurahkan pikirannya ke laptop.

Hanya suara-suara yang didengar dari luar yang membedakan suasana malam atau siang.

Siang hari ditandai banyak suara kaki yang lewat di depan pintu apartemennya.

Atau suara anak-anak penghuni kamar lain berlari saling kejar.

Bila malam suara-suara itu tidak terdengar.


Pada saat itu tiba-tiba Bobby mendengar suara anak kunci dibuka dari luar, Cklek... Cklek!


Bobby buru-buru menyelesaikan ketikannya.

Lalu setelah selesai dia membalikan badan menduga siapa yang datang?


Cklek... Ceklek, pintu dikunci kembali dan kali ini dari dalam. Tidak lama kemudian terdengar langkah kaki memasuki kamar.


Bobby berdiri dari tempat duduk lalu pergi ke luar menyongsong.


Di ruang tamu Bobby mengembangkan senyum dan membuka kedua tangannya menyambut seorang gadis yang datang.


"Katy, my babe ..." Sapa Bobby.


Katy panggilan sayang dari Bobby untuk pacarnya ini, tinggi tubuh Chaterine hampir sama dengan Bobby.


Bobby memeluk dan mengecup bibir Chaterine dengan lembut.


Katy mengenakan baju ketat namun dari bahan katun sehingga nyaman dipakai dan memperlihatkan setiap lekuk tubuh montok dan indahnya.

Baju sederhana tanpa aksesoris dipadu dengan rok panjang hingga mencapai kedua lutut.


Lalu Catherine meletakan ransel di atas bufet yang ada di ruang utama.

Ketika dia datang sudah membawa beberapa kantong plastik pula.

Isi kantong plastik dia keluarkan semua.


Gadis Amerika berambut pirang dan panjang sebahu itu membawa makanan dan minuman.

Dia membawa dua kantong Chop Suey dan beberapa minuman soda.


Katy menanggalkan sepasang sepatu dari kakinya.

Lalu dia mengajak Bobby makan bersama di atas sofa set.


Mereka duduk bersebelahan mengangkat kedua kaki di sofa. 

Bobby yang kelaparan segera menyumpit daging dan sayur dengan lahap.


"Kamu belum selesai dengan Sigotaka?" Tanya Katy sambil melirik ke kamar tidur.

Sepintas terlihat list algoritma yang terpampang di salah satu monitor. "Mau dibikin seperti apa lagi?"


"Ada... lah," sahut Bobby sambil memasukan sumpit berisi daging ke mulut. "Ada ide dari para publisher, mereka menawarkan kontrak game-game kreasi mereka bisa dimainkan di Sigotaka karena banyak fanbase mereka migrasi ke Sigotaka."


"Wah, semakin banyak cuan-mu."


Bobby tersenyum. "Begitu deh. Tapi saat ini kami investasikan selain untuk pengembangan Sigotaka sendiri, juga ke token-token lain."


"Kita sibuk melulu setiap hari, harus liburan nih," usul Chaterine sambil mengunyah. "Weekend kita pergi ke Bunker Hill Monument, yuk!"


"Ide yang bagus!" Sahut Bobby tersenyum mengenang tempat itu ikonik sebagai tempat jadian mereka.


Setelah menghabiskan makanan dan minuman, semua sampah diletakan ke dalam kantong plastik lalu diletakan di samping kotak sampah yang sudah penuh. Lalu melanjutkan obrolan hingga makanan turun diperut mereka.


Lama-lama Chaterine merasa capek dan mengantuk lalu dia pergi ke kamar merebahkan diri untuk tidur.


Bobby datang menyusul dan ikut rebah di samping Chaterine. 

Sementara gadis yang memejamkan mata dan tubuh menyamping, di mata Bobby sangat menggoda.


Bobby mencium pipinya dengan hangat lalu menarik bahu kekasihnya dengan lembut.


Chaterine membuka kedua bola matanya yang indah dan menatap wajah Bobby yang memendam hasrat.


Lalu Bobby mencium bibir Catherine dengan mesra. Lalu gadis bermata biru itu membalas sambil memeluk leher Bobby.


Pemuda itu bergegas melucuti pakaian pacarnya lalu menyusul dirinya. 

Sesaat kemudian mereka bercinta dengan penuh gairah. 


Selesai memadu cinta akhirnya kelelahan lalu keduanya tertidur pulas.


Di waktu dini hari Bobby terbangun oleh Chaterine yang bangun lebih dulu.

Bobby sudah tahu rutinitas Katy yang harus bergegas pergi ke tempat magang kerjanya. 

Dan mungkin bertemu dia di waktu petang lagi seperti kemarin sebab pulang dari tempat kerja, Katy langsung pergi kuliah.


Chaterine menanggalkan selimut tebal sehingga menampakan seluruh lekuk tubuh telanjang tanpa sehelai benangpun. Lalu dia meraih handuk di rak dan pergi ke kamar mandi.

Lihat selengkapnya