Jam pulang sekolah berbunyi 10 menit yang lalu, kelas sudah kosong menyisakan dua gadis yang bersahabat baik.
“selalu gini, nggak pernah ada yang piket sepulang sekolah. Huh.” Keluh salah satu gadis.
“sabar ya. Habis ini aku bantuin, aku ke toilet dulu udah nggak tahan dari tadi.” Satu diantaranya segera berlari keluar dari kelas menuju toilet.
“huh lega.” Ia merapikan seragambya yang yang berantakan sambil berjalan keluar dari bilik toilet.
“Heh, adik kelas! kata anak-anak kelas kamu pinter kan? Nih kerjain PR kita! Pokoknya besok pagi kita kesini buat ambil buku kita. Kalau sampe belum selesai awas aja. Kita bakalan kunciin kamu di toilet.” Ancam Seorang siswi kelas 8 dengan sombongnya. Siswi itu melempar buku tugasnya kepada adik kelas-nya. Kemudian dengan angkuhnya melewati adik kelasnya dan menyenggol bahunya hingga terjatuh.
“hiks,,hiks kenapa aku gini. Aku masih kelas 1 SMP kenapa mereka tega sama aku. Nggak, aku harus kuat. Aku nggak boleh cengeng, mama sama papa udah kerja keras supaya aku bisa sekolah disini. Aku nggak boleh kecewain mereka.” Ucapnya seraya menghapus air matanya dengan kasar. Keluarga gadis itu hanya orang sederhan, namun karena kegigihan orang tuanya, ia bisa bersekolah di sekolah elite.
Ia keluar dari toilet dengan keadaan matanya sembab, namun tetap berusaha untuk tersenyum.
Sampai dikelas, temannya sudah menunggu ditempat duduk mereka. Dia Andira Wulan, sahabatnya sedari kecil. Melihat sahabatnya yang berusaha memaksakan senyumnya, Dira segera memeluk temannya yang sudah duduk disampingnya.
“kamu kenapa? Matamu sembab. Digangguin lagi sama kakak-kakak itu?”
Gadis itu tersenyum membalas pelukan temannya
“aku nggak papa kok, kepleset tadi.” Gadis itu melepas pelukannya dan menatap sahabatnya.
“nggak usah bohong deh, kamu itu. Kita udah temenan dari kelas 3 SD, aku udah tau kapan kamu bohong. Kakak kelas itu ngapain kamu.?” Sahabatnya memang sangat peduli padanya.
Gadis itu menghela nafasnya. “aku disuruh ngerjain PR mereka.”
“terus kamu nggak lawan? Kenapa kamu nggak lapor guru aja sih? Kamu diancem? Besok-besok kalau keluar dari kelas sama aku aja oke!” rentetang pertanyaan datang dari temannya. Sontak gadis itu tertawa.
“kamu nanya satu-satu dong bingung nih. Aku nggak mau lawan biar besok mereka jera sendiri, aku yakin ada saatnya mereka nggak gangguin aku.”
“ya kalo itu bener kalo nggak?”
“yaudah biarin aja dulu, mending sekarang kita lanjutin piketnya.”
-----------