Backstreet? Pacaran sembunyi-sembunyi?
Yang terlintas dibenak kalian pasti adalah kata ‘kebohongan’. Suatu kebohongan yang disembunyikan atau dirahasikan hingga membuat mereka harus backstreet. Tapi kenapa? Selingkuh? Tidak direstui? Atau, malu mengakui? Terserah kalian bagaimana ingin menanggapinya. Tapi, bagaimana jika backstreet menjadi sebuah pilihan satu-satunya untuk menjaga perasaan, untuk menjaga sebuah persahabatan, demi tidak membuat sahabat terluka untuk kali kedua? Apakah itu pilihan yang tepat atau malah membuat diri sendiri terluka? Lantas, seperti apa yang harus dilakukan jika hanya demi menjaga perasaan? Keyna akan menjawabnya.
Rasa syukur tak henti-hentinya aku ucapkan untuk Allah Swt. yang telah mengizinkanku menuangkan ide dan menyelesaikan naskah ini dalam waktu sehari setelah lebih dari lima kali mengganti alur cerita karena dikejar deadline. Sebuah anugerah yang tak kusangka-sangka selama ini.
Ucap syukur dan terima kasih kuucapkan untuk kedua orangtuaku, untuk ayah dan ibu. Untuk Tante Eli yang sudah kuanggap seperti ibu. Yang selalu men-support aku untuk menulis, dan telah menginvestasikan sebuah laptop untuk aku menyelesaikan naskah ini.